Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mewaspadai peredaran buah-buahan impor mengandung formalin, karena permintaan mengalami peningkatan menjelang perayaan Imlek.

"Kita telah menurunkan tim pengawas untuk mengawasi keamanan buah segar di pasar modern, tradisional dan pedagang kaki lima," kata Kepala Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Babel Ahmad Damiri di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan pengawasan penjualan buah-buahan khususnya buah impor di pusat perbelanjaan ini, karena meningkatnya permintaan warga keturunan Tionghoa untuk konsumsi maupun ritual sembahyang arwah lelulur pada perayaan Imlek.

"Hingga saat ini, kita belum menemukan buah-buahan impor seperti jeruk, anggur, apel, pir dan lainnya yang mengandung formalin atau zat pengawet lainnya yang merugikan kesehatan konsumen," ujarnya.

Menurut dia, berdasarkan pantauan di lapangan stok buah-buahan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena pasokan dari luar daerah masih berjalan lancar.

"Kita sudah mengantisIpasi permintaan buah-buahan ini dengan meminta distributor dan pengelola pasar modern meningkatkan pasokan," katanya.

Ia mengakui peningkatan permintaan buah yang cukup signifikan ini berdampak terhadap kenaikan harga.

"Saat ini kenaikan harga buah masih sebatas kewajaran, karena persediaan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Ia berharap pedagang untuk tidak memanfaatkan perayaan Imlek ini dengan menaikkan harga buah-buahan setinggi-tingginya yang akan memberatkan masyarakat kurang mampu dalam merayakan Imlek.

"Kita tetap mengawasi dan akan menegur pedagang yang menaikkan harga buah tinggi yang akan memicu peningkatan inflasi di daerah ini," katanya.
 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020