Muntok, 8/2 (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, meminta kebijakan larangan buah impor dibuat permanen untuk memotivasi petani mengembangkan potensi buah lokal yang selama ini ditinggalkan.
"Kebijakan itu kalau hanya berlaku sampai setahun ke depan kurang dirasakan dampaknya oleh petani lokal karena produksi buah unggulan daerah masih kurang dan hanya cukup untuk pasar lokal," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten bangka Barat Suhadi di Muntok, Jumat.
Dengan dipermanenkannya kebijakan itu, menurut dia, akan memberi motivasi bagi petani lokal untuk mengembangkan berbagai tanaman buah untuk mencukupi kebutuhan pasar yang selama ini kalah bersaing dengan produk impor.
Ia mengatakan kebijakan itu diyakini akan mampu mengembalikan minat petani menanam berbagai jenis buah yang selama ini ditinggalkan dan berpindah ke sektor lain yang dinilai lebih menjanjikan.
"Kenyataannya di Bangka Barat banyak petani yang beralih profesi menjadi penambang bijih timah, pedagang dan pekerja bangunan, itu karena pertanian tanaman buah kurang menjajikan secara ekonomi," ujarnya.
Dengan kebijakan pelarangan buah impor, dia mengharapkan akan berdampak pada meningkatnya nilai jual dan berdampak pada meningkatnya produksi buah petani lokal.
"Untuk saat ini durian Bangka Barat yang mampu berbicara di pasar lokal dan sedikit di nasional, namun bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan sanggup menembus pasar internasional," kata dia.
Dengan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas durian, ia yakin dalam waktu sepuluh tahun ke depan durian lokal mampu menjadi salah satu buah yang diekspor karena durian lokal yang sedang dikembangkan memiliki kualitas kriteria ekspor.
"Kami juga memiliki potensi buah lain yaitu manggis, duku dan mangga, namun belum diminati untuk dikembangkan secara luas karena pangsa pasarnya belum jelas," ujarnya.
Dengan kebijakan itu, kata dia, mulai tahun depan kemungkinan akan mulai lebih fokus mengembangkan buha-buah itu dengan langkah seperti perluasan areal tanam, penyediaan bibit unggul lokal dan pelatihan keterampilan dengan sentuhan tehnologi pertanian.
"Sejak 2007 kami masih fokus pada pengembangan durian varietas unggul nasional dan unggul lokal yang kemungkinan baru bisa panen perdana pada 2015, jadi kebijakan larangan impor buah jika hanya dalam waktu terbatas satu hingga dua tahun, kebijakan itu belum bisa dirasakan para petani durian," kata dia.