PT Timah Tbk mulai melakukan pembangunan smelter berteknologi ausmelt berkapasitas 40.000 ton di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai upaya perusahaan untuk mengolah cadangan tambang masa depan.

"Proyek pembangunan smelter baru ini direncanakan selesai dalam waktu 19 bulan," kata Corporate Secretary PT Timah Tbk, Abdullah Umar saat Ground Breaking pembangunan Smelter Baru berteknologi EPCC TSL Furnace Ausmelt 40.000 Crude Tin di Muntok Bangka Barat, Kamis. 

Ia mengatakan pembangunan tanur pengolahan pemurnian dengan kapasitas 40 ribu ton ini dibangun pada lahan seluas 2,1 hektare yang dikerjakan oleh Wijaya Karya (Wika). enggunaan teknologi terbaru ini sebagai upaya PT Timah untuk mengolah cadangan tambang perusahaan di masa mendatang. 

"Pembangunan smelter baru dengan teknologi ausmelt ini, PT Timah berinvestasi sebesar USD 80 juta dengan  pendanaannya menggunakan skema Export Credit Agency (ECA) dengan finvera dari Finlandia dan Indonesia Exim Bank," ujarnya.

Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk, Alwin Albar mengatakan pengerjaan tanur dengan teknologi baru ini dibangun oleh Wika sebagai bentuk sinergi BUMN dan juga salah satu proyek startegis dari MIND ID.

"Dalam pelaksanaannya ini, kami sangat menekankan sekali soal safety dan kami percaya Wika dengan kerjasama kita semua dapat menyelesaikan ini," katanya dalam kick off meeting bersama Wika pekan lalu," katanya.

Direktur Operasional Wika, Bambang Pramojo, menyampaikan apresiasinya kepada PT Timah yang telah mempercayakan pengerjaan proyek ini kepada pihaknya. Rencananya proyek ini akan diselesaikan dalam waktu 19 bulan sehingga tahun 2021 nanti sudah bisa dioperasionalkan.

"Kami bangga menjadi bagian dari mewujudkan mimpi besarnya PT Timah untuk menjadi produsen timah no 1 di dunia, dan proyek ini cukup menjadi tantangan bagi kami karena harus diselesaikan dalam 19 bulan dengan standar kualitas yang bagus dan standar safety, dan ini bukan waktu yang lama. Tapi kami yakin dengan kerjasama semua pihak ini dapat diselesaikan," katanya. 

Menurut dia keberhasilan pembangunan proyek ini harus didukung oleh semua pihak. Ditambah dengan penggunaan teknologi ini harus dilakukan sistem engineering yang dalam penyelarasannya membutuhkan kerjasama yang tinggi. 

"Teknologi kita akan menggunakan ausmelt australia autotech sudah cukup dikenal, kunci utama di teknologi. Teknologi kita konsepkan dengan detail engineering karena ini udah edisi dan ini harus urut dan ini yang sering menghambat. Waktu penyelarasan engineering  ini penting kerjasama dari dua belah pihak dan memerlukan waktu yang panjang," katanya.  ***1***

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020