DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyusun strategi peningkatan ekonomi masyarakat dengan membuat sekolah perempuan "Sekuntum Melati".
"Sekolah non formal tersebut dilaksanakan di daerah dengan jumlah stunting tinggi, pernikahan anak tinggi, jumlah anggota keluarga banyak dan usaha ekonomi masih rendah," kata Yanuar, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung.
Ia mengatakan, sekolah perempuan ini dilaksanakan di Desa Rukam dan Jelutung Dua. Selanjutnya perlu mempersiapkan modul untuk menjalankan sekolah tersebut. Hasil akhirnya, sekolah ini bisa menciptakan perempuan mampu menyejahterakan keluarga.
Siswa sekolah ini dari kalangan usia produktif. Jika perempuan yang mengikuti sekolah ini mempunyai usaha, bisa diusahakan untuk mendapatkan permodalan melalui KUR. Selama ini, sekitar 60 persen penyerapan KUR merupakan kaum perempuan.
"Ini untuk meningkatkan produktivitas perempuan di keluarga. Pembiayaan sekolah ini menggunakan dana dari OPD yang terlibat, waktu pelaksanaan selama tiga bulan. Setelah selesai, siswa akan ada pembinaan lebih lanjut," ujarnya.
Kepala DP3ACSKB, Susanti menambahkan, beberapa OPD yang dilibatkan dalam program ini di antaranya, DP3ACSKB, BAPPEDA, BAKUDA, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pendidikan, DPMPD, Disperindag, Disbudpar, Dinkes, DKP dan Biro Ekonomi. Selain itu juga melibatkan pemerintah daerah tempat pelaksanaan program sekolah.
Sekolah ini bertujuan menciptakan perempuan yang tangguh dan mandiri melalui pembelajaran dan pendidikan non formal. Sekuntum Melati melambangkan kesucian dan juga melambangkan perempuan. Selain itu, Sekutum Melati ini lambang peringatan hari Ibu.
Susanti optimis sudah ada komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan UN Women. Adapun inspirator sekolah ini Ketua TP PKK Bangka Belitung, Melati Erzaldi.
"Kita berharap ekonomi di Bangka Belitung bisa meningkatkan. Siswa dididik agar kompeten dalam melaksanakan usaha, dan siswa yang akan menjalankan pendidikan mempunyai semangat luar biasa. Sebab pola belajar dengan melakukan simulasi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Sekolah non formal tersebut dilaksanakan di daerah dengan jumlah stunting tinggi, pernikahan anak tinggi, jumlah anggota keluarga banyak dan usaha ekonomi masih rendah," kata Yanuar, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung.
Ia mengatakan, sekolah perempuan ini dilaksanakan di Desa Rukam dan Jelutung Dua. Selanjutnya perlu mempersiapkan modul untuk menjalankan sekolah tersebut. Hasil akhirnya, sekolah ini bisa menciptakan perempuan mampu menyejahterakan keluarga.
Siswa sekolah ini dari kalangan usia produktif. Jika perempuan yang mengikuti sekolah ini mempunyai usaha, bisa diusahakan untuk mendapatkan permodalan melalui KUR. Selama ini, sekitar 60 persen penyerapan KUR merupakan kaum perempuan.
"Ini untuk meningkatkan produktivitas perempuan di keluarga. Pembiayaan sekolah ini menggunakan dana dari OPD yang terlibat, waktu pelaksanaan selama tiga bulan. Setelah selesai, siswa akan ada pembinaan lebih lanjut," ujarnya.
Kepala DP3ACSKB, Susanti menambahkan, beberapa OPD yang dilibatkan dalam program ini di antaranya, DP3ACSKB, BAPPEDA, BAKUDA, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pendidikan, DPMPD, Disperindag, Disbudpar, Dinkes, DKP dan Biro Ekonomi. Selain itu juga melibatkan pemerintah daerah tempat pelaksanaan program sekolah.
Sekolah ini bertujuan menciptakan perempuan yang tangguh dan mandiri melalui pembelajaran dan pendidikan non formal. Sekuntum Melati melambangkan kesucian dan juga melambangkan perempuan. Selain itu, Sekutum Melati ini lambang peringatan hari Ibu.
Susanti optimis sudah ada komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan UN Women. Adapun inspirator sekolah ini Ketua TP PKK Bangka Belitung, Melati Erzaldi.
"Kita berharap ekonomi di Bangka Belitung bisa meningkatkan. Siswa dididik agar kompeten dalam melaksanakan usaha, dan siswa yang akan menjalankan pendidikan mempunyai semangat luar biasa. Sebab pola belajar dengan melakukan simulasi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020