Muntok, (ANTARABabel) - Peneliti buah dari Balai Penelitian Buah Solok, Sumatera Barat, Panca Jarot, menyatakan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, memiliki potensi besar menjadi sentra durian nasional.
"Jumlah pohon dan hamparan cukup luas hanya kalah dari Kalimantan Barat, namun keunggulan daerah ini ada pada banyaknya jumlah varietas lokal yang memenuhi kriteria durian unggul," ujarnya di Muntok, Kamis.
Hal ini diungkapkan Panca, pada saat menghadiri kegiatan kontes durian yang diselenggarakan Pemkab Bangka Barat pada Kamis (17/1) di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan setempat yang diikuti sebanyak 114 buah durian varietas lokal dari seluruh kecamatan di daerah itu.
"Bangka Barat sudah sejak lama menjadi tujuan para penikmat durian, bukan hanya dari dalam negeri namun banyak warga China yang datang ke Bangka hanya untuk mencari durian lokal," ujarnya.
Menurut dia, potensi itu bisa dikembangkan untuk mendukung kepariwisataan daerah yang sudah mulai menggeliat dengan menyediakan lokasi agrowisata khusus buah durian.
"Banyak durian lokal yang memenuhi kriteria ekspor baik bentuk, ukuran, warna, ketebalan buah dan rasanya cocok dengan lidah penikmat durian dari luar negeri," katanya.
Panca mengatakan, potensi besar itu harus ditangkap Pemkab setempat untuk meningkatkan perekonomian daerah sekaligus upaya menyejahterakan petani lokal dan memotivasi warga lainnya agar semakin mencintai pengembangan raja buah tersebut.
"Kami kagum dengan Bangka Barat, selama kami keliling Indonesia, baru di sinilah kami menemukan durian yang dihargai sangat mahal, kalau di lain daerah paling mahal satu buah durian hanya sekitar Rp50.000, namun di Bangka Barat ada yang mencapai Rp700.000 per buah," kata dia.
Ia mengatakan, buah durian varietas unggul nasional Namlung Petaling DR-06 yang aslinya dari Kecamatan Jebus, rata-rata harga buah dari petani pemilik induk buah tersebut antara Rp400.000 hingga Rp500.000 per buah, bahkan ada jenis lain yang harganya mencapai Rp700.000 per buah.
Menurut dia, kondisi seperti itu merupakan potensi dan peluang ekonomi yang bisa dimaksimalkan dari petani itu sendiri dibantu pemkab setempat.
"Menurut penelitian kami, satu orang petani cukup memiliki sekitar 30 batang pohon durian yang ditanam di lahan seluas sekitar 3.000 meter persegi, itu sudah cukup untuk menghidupi keluarga sepanjang tahun," katanya.
Ia mengharapkan, untuk memotivasi petani setempat, pemkab harus terus memotivasi petani dengan mengadakan kotes berkelanjutan seperti kotes atau lomba pengelolaan lahan durian dan lomba buah durian hasil pengembangan petani.
"Bisa juga digelar festival tahunan buah durian yang dikolaborasikan dengan berbagai kegiatan lain sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat itu," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Jumlah pohon dan hamparan cukup luas hanya kalah dari Kalimantan Barat, namun keunggulan daerah ini ada pada banyaknya jumlah varietas lokal yang memenuhi kriteria durian unggul," ujarnya di Muntok, Kamis.
Hal ini diungkapkan Panca, pada saat menghadiri kegiatan kontes durian yang diselenggarakan Pemkab Bangka Barat pada Kamis (17/1) di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan setempat yang diikuti sebanyak 114 buah durian varietas lokal dari seluruh kecamatan di daerah itu.
"Bangka Barat sudah sejak lama menjadi tujuan para penikmat durian, bukan hanya dari dalam negeri namun banyak warga China yang datang ke Bangka hanya untuk mencari durian lokal," ujarnya.
Menurut dia, potensi itu bisa dikembangkan untuk mendukung kepariwisataan daerah yang sudah mulai menggeliat dengan menyediakan lokasi agrowisata khusus buah durian.
"Banyak durian lokal yang memenuhi kriteria ekspor baik bentuk, ukuran, warna, ketebalan buah dan rasanya cocok dengan lidah penikmat durian dari luar negeri," katanya.
Panca mengatakan, potensi besar itu harus ditangkap Pemkab setempat untuk meningkatkan perekonomian daerah sekaligus upaya menyejahterakan petani lokal dan memotivasi warga lainnya agar semakin mencintai pengembangan raja buah tersebut.
"Kami kagum dengan Bangka Barat, selama kami keliling Indonesia, baru di sinilah kami menemukan durian yang dihargai sangat mahal, kalau di lain daerah paling mahal satu buah durian hanya sekitar Rp50.000, namun di Bangka Barat ada yang mencapai Rp700.000 per buah," kata dia.
Ia mengatakan, buah durian varietas unggul nasional Namlung Petaling DR-06 yang aslinya dari Kecamatan Jebus, rata-rata harga buah dari petani pemilik induk buah tersebut antara Rp400.000 hingga Rp500.000 per buah, bahkan ada jenis lain yang harganya mencapai Rp700.000 per buah.
Menurut dia, kondisi seperti itu merupakan potensi dan peluang ekonomi yang bisa dimaksimalkan dari petani itu sendiri dibantu pemkab setempat.
"Menurut penelitian kami, satu orang petani cukup memiliki sekitar 30 batang pohon durian yang ditanam di lahan seluas sekitar 3.000 meter persegi, itu sudah cukup untuk menghidupi keluarga sepanjang tahun," katanya.
Ia mengharapkan, untuk memotivasi petani setempat, pemkab harus terus memotivasi petani dengan mengadakan kotes berkelanjutan seperti kotes atau lomba pengelolaan lahan durian dan lomba buah durian hasil pengembangan petani.
"Bisa juga digelar festival tahunan buah durian yang dikolaborasikan dengan berbagai kegiatan lain sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat itu," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013