Muntok (Antara Babel) - Jajaran Direksi PDAM Tirta Sejiran Setason Muntok, Kepulauan Bangka Belitung kesal kepada kontraktor yang secara sengaja merusak instalasi perpipaan air bersih saat mengerjakan proyek pelebaran jalan di ibukota Kabupaten Bangka Barat.

"Sejak awal kami sudah memberi tanda adanya jaringan perpipaan yang ada di dalam tanah, namun sepertinya kontraktor tidak peduli, mereka mengabaikan tanda saat mengeruk dan menggali tanah yang terkena proyek pelebaran jalan, sehingga jaringan pipa di lokasi itu berantakan," ujar Direktur PDAM Muntok, Chairul Amri Rani di Muntok, Senin.

Chairul Amri bertambah kesal karena selama ini pihak kontraktor proyek tersebut tidak proaktif berkoordinasi dengan PDAM Muntok pada saat akan melakukan pengerukan atau penggalian tanah di kiri-kanan jalan yang akan dilebarkan.

"Jangankan memberi ganti rugi, berkoordinasi dengan kami saja tidak pernah, padahal kan seharusnya tidak seperti itu karena di dalam tanah di sepanjang jalan tersebut ada jaringan pipa PDAM, Telkom dan lainnya. Kontraktor seharusnya berkoordinasi saat akan mengeruk tanah agar tidak merugikan pihak lain," katanya.

Hal ini dikatakan Chairul Amri yang menilai proyek pelebaran jalan di pusat Kota Muntok dilaksanakan serampangan dan ceroboh, sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan pipa PDAM sepanjang ratusan meter rusak parah.

Akibat kerusakan instalasi tersebut tidak hanya merugikan PDAM, namun ratusan pelanggan yang menggantungkan pasokan air bersih dari saluran instalasi itu juga tidak bisa mendapat pasokan air bersih.

Keadaan ini diperparah dengan musim kemarau yang terjadi saat ini, dimana banyak sumur warga di daerah itu yang mengalami kekeringan.

"Kami minta maaf kepada pelanggan karena rusaknya jaringan pipa di lokasi tersebut mengakibatkan pasokan air bersih tersendat hingga batas waktu yang belum kami ketahui," katanya.

Ia khawatir pada pengerjaan proyek pelebaran jalan tahap III yang dimulai dari Masjid Baitul Hikmah hingga Pelabuhan Tanjung Kalian Muntok juga akan terulang kecerobohan serupa karena tidak pedulinya kontraktor terhadap kebutuhan masyarakat.

"PDAM memiliki jaringan pipa dalam tanah mulai dari Masjid Baitul Hikmah hingga SMP Negeri 2 Muntok, kami khawatir kecerobohan kontraktor seperti ini terulang sehingga merugikan ratusan pelanggan di lokasi itu," katanya.

Sementara itu, Teknisi PDAM TSS, Ismail sejak beberapa minggu lalu pihaknya masih memperbaiki jaringan di lokasi itu karena kerusakan terulang hingga tiga kali di lokasi sama oleh alat berat yang dikerahkan kontraktor.

"Sejak awal kami sudah memberi tanda jaringan yang ada di lokasi itu dengan cat semprot, namun pada kenyataannya tetap digali menggunakan alat berat sehingga instalasi rusak," ujarnya.

Ia mengatakan, jaringan yang saat ini diperbaiki merupakan bagian kecil dari kerugian yang diderita PDAM, karena sebelumnya perusahaan itu juga mengalami kerugian akibat proyek yang sama, mulai Simpang Sinar Menumbing hingga SPBU Kampung Jawa dengan jarak sekitar dua kilometer. 

Pewarta: Oleh Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014