Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Bellitung mencatat Kota Pangkalpinang pada Februari 2020 mengalami deflasi 0,68 persen, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 103,33 dibandingkan sebelumnya 104,04.

"Deflasi ini, karena sebagian besar kelompok pengeluaran masyarakat seperti makanan, minuman, tembakau, pakaian, transportasi dan lainnya turun," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan pada Februari 2020 IHK kelompok makanan, minuman dan tembakau turun 2,39 persen, pakaian dan alas kaki 0,08 persen, transportasi 1,15 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya turun 0,19 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,58 persen, pendidikan 7,21 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman, restoran naik 0,20 persen.

"IHK perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kesehatan, serta rekreasi, olahraga dan budaya tidak mengalami perubahan indeks atau stabil," ujarnya.

Menurut dia komoditas yang mengalami penurunan harga pada Februari 2020, antara lain sawi hijau, ikan dencis, ikan kerapu/ikan garopa, ketimun, kacang panjang, ikan bulat, udang basah, ikan singkur, cabai merah dan cabai hijau.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu bawang putih, tarif akademi/perguruan tinggi, ikan pari, daging babi, karpet, minyak goreng, juice buah siap saji, ikan ekor kuning, pir, dan ice cream.

"Tingkat inflasi tahun kalender Februari 2020 sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2020 terhadap Februari 2019) sebesar 1,34 persen," katanya.

Ia menambahkan pada Februari 2020 terjadi deflasi sebesar 0,68 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,33. Dari 90 kota IHK, 73 kota mengalami inflasi dan 17 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 109,73 dan terendah terjadi di Pare-Pare sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 103,82.

"Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,20 persen dengan IHK sebesar 103,66 dan terendah terjadi di Padang Sidempuan sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 104,01," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020