Warga Desa Mentaren II Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah berhasil menangkap seekor anak buaya sepanjang 1,5 meter dengan peralatan seadanya menggunakan jaring dan tali dengan kondisi masih hidup.

"Meski satu anak buaya berhasil ditangkap bukan berarti ancaman kepada warga menurun. Warga tetap diminta waspada karena diperkirakan masih ada anak buaya lainnya," kata Kapolres Pulang Pisau AKBP Siswo Yuwono Bima Putra Mada melalui Kapolsek Kahayan Hilir Ipda Widodo di Pulang Pisau, Kamis.

Anak buaya tersebut ditangkap warga pada Rabu (4/3) sore, ketika itu warga melihat anak buaya muncul ke permukaan Handel atau Sungai Malang II Desa Mentaren II.

Baca juga: Warga Sungaiselan tangkap buaya "raksasa"
Baca juga: BKSDA di bantu ahli dari Australia melanjutkan perburuan buaya liar berkalung ban

Setelah mengamankan buaya tersebut warga melaporkan kepada petugas Bhabinkantibmas setempat kemudian dilakukan evakuasi binatang tersebut.

"Anak buaya itu langsung dievakuasi dan diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng yang langsung datang ke lokasi sekitar pukul 20.30 WIB," katanya.

Kapolsek itu meminta untuk sementara warga tidak beraktivitas di sungai dan tetap berhati-hati, karena diperkirakan masih ada anak buaya lain di sekitar sungai yang ada di Desa Mentaren II.

"Buaya yang berhasil ditangkap ini bukan merupakan buaya ada di dalam video yang ramai dibicarakan belum lama ini karena buaya yang di video tersebut ukurannya lebih besar dibandingkan yang berhasil tertangkap oleh warga," kata Widodo.

Kepala Desa Mantaren II Agus Imam Murdianto mengungkapkan bahwa anak buaya yang berhasil ditangkap bersama dengan warga tersebut sebelumnya muncul di dekat rumahnya yang juga dilalui saluran primer Handel Malang II.

"Namun diyakini warga masih ada anak buaya lain, karena warga melihat ada anak buaya dengan ukuran berbeda," kata Agus.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Kalteng Junaidi Slamet Wibowo yang pernah melihat dari dekat lokasi kemunculan anak buaya belum lama ini mengatakan tidak menutup kemungkinan di wilayah Desa Mentaren II menjadi lokasi habitat buaya.

Jika ada anak buaya, kata dia, tentu ada induknya dan buaya biasanya memiliki wilayah kekuasaan. Sedangkan yang ditangkap warga itu di lokasi dengan ukuran berbeda sehingga diperkirakan ada beberapa buaya lain yang berhabitat di wilayah tersebut.

"Kemunculan anak buaya dengan ukuran dan lokasi yang berbeda-beda itu untuk mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati jika melakukan aktivitas di tepian saluran primer atau sungai menghindari hal yang tidak diinginkan," ujar Junaidi.

Pewarta: Kasriadi/Adi Waskito

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020