Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memproduksi cairan pembersih tangan (hand sanitizer) guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Belitung, Dedy Suprapto di Tanjung Pandan, Rabu mengatakan pembuatan cairan tersebut disebabkan kelangkaan di sejumlah apotik di daerah itu.
"Bahkan harga cairan pembersih ikut melambung naik sejak merebaknya wabah COVID-19," ujarnya.
Menurut dia, produksi pembersih tangan tersebut memang hanya diperuntukkan bagi kalangan internal dinas mereka saja, namun jika diminta memproduksi dalam jumlah besar pihaknya siap melakukannya.
Baca juga: RSUD Belitung rawat empat pasien PDP dan lima pasien ODP COVID-19
"Kalau memproduksi dalam jumlah banyak sebenarnya siap tidak masalah kalau bahannya bisa kita bantu," katanya.
Sedangkan, bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi cairan tersebut terdiri dari etanol, hidrogen peroksida, gliserol, dan amidis.
Baca juga: Bandara Belitung terima surat pembatalan penerbangan rute Kuala Lumpur
Adapun proses pembuatan cairan itu memakan waktu sekitar 72 jam dengan cara didiamkan.
"Dari empat itu yang tidak ada atau sulit didapat saat ini adalah gliserol. Kita cari di apotik juga tidak ada makanya kemarin kita gunakan alternatif lain kita ganti dengan alovera atau lidah buaya," ujarnya.
Baca juga: Satgas Pencegahan COVID-19 Bangka Belitung pantau kesehatan 2.620 orang
Ia menambahkan, cairan pembersih produksi mereka dinilai ampuh membunuh bahkan mematikan kuman yang menyebabkan virus.
"Hasilnya lumayan karena memang untuk membuat cairan hand sanitizer bahan-bahannya memang itu jadi sama," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Belitung, Dedy Suprapto di Tanjung Pandan, Rabu mengatakan pembuatan cairan tersebut disebabkan kelangkaan di sejumlah apotik di daerah itu.
"Bahkan harga cairan pembersih ikut melambung naik sejak merebaknya wabah COVID-19," ujarnya.
Menurut dia, produksi pembersih tangan tersebut memang hanya diperuntukkan bagi kalangan internal dinas mereka saja, namun jika diminta memproduksi dalam jumlah besar pihaknya siap melakukannya.
Baca juga: RSUD Belitung rawat empat pasien PDP dan lima pasien ODP COVID-19
"Kalau memproduksi dalam jumlah banyak sebenarnya siap tidak masalah kalau bahannya bisa kita bantu," katanya.
Sedangkan, bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi cairan tersebut terdiri dari etanol, hidrogen peroksida, gliserol, dan amidis.
Baca juga: Bandara Belitung terima surat pembatalan penerbangan rute Kuala Lumpur
Adapun proses pembuatan cairan itu memakan waktu sekitar 72 jam dengan cara didiamkan.
"Dari empat itu yang tidak ada atau sulit didapat saat ini adalah gliserol. Kita cari di apotik juga tidak ada makanya kemarin kita gunakan alternatif lain kita ganti dengan alovera atau lidah buaya," ujarnya.
Baca juga: Satgas Pencegahan COVID-19 Bangka Belitung pantau kesehatan 2.620 orang
Ia menambahkan, cairan pembersih produksi mereka dinilai ampuh membunuh bahkan mematikan kuman yang menyebabkan virus.
"Hasilnya lumayan karena memang untuk membuat cairan hand sanitizer bahan-bahannya memang itu jadi sama," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020