Kisah tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepualauan Bangka Belitung, dalam merawat pasien COVID-19 terkadang merasakan haus namun tidak bisa minum karena sedang berada dalam ruangan isolasi dan menggunakan baju alat pelindung diri yang lengkap.

"Ya memang benar itu kami tidak makan dan tidak minum selama empat jam bahkan mau kencing pun susah," kata salah seorang perawat pasien positif COVID-19 RSUD Marsidi Judono Belitung, Juliana di Tanjung Pandan, Kamis.

Menurut dia, guna mengantisipasi rasa haus dan lapar biasanya akan makan dan minum terlebih dabulu sebelum jadwalnya bertugas merawat pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut.

"Saya makan dan minum biasanya sebelum jadwal tugas karena nanti empat jam di ruangan itu harus "stand by" tidak boleh keluar sampai pergantian jadwal teman lain karena APD nya ini digunakan untuk sekali pakai," ujarnya.

Sedangkan waktu kerja merawat pasien COVID-19 adalah selama empat jam dan akan dilakukan secara bergantian dengan rekan sesama perawat lainnya.

Baca juga: Panti asuhan Muhammadiyah Belitung terapkan PHBS antisipasi COVID-19

Baca juga: Lima orang WBP di Belitung terima pembebasan sebagai antisipasi COVID-19

Ia menambahkan, selain menahan lapar dan haus tantangan lainnya ketika merawat pasien COVID-19 adalah menggunakan baju APD yang cukup berat dan berlapis sehingga harus penuh ketelitian dan kehati-hatian ketika menggunakannya.

"Karena menggunakan baju APD harus berhati-hati benar karena memakainya saja berat dan panas dan biasanya kalau kita pakai baju biasa kan lebih enak memakainya," katanya.

Ia mengaku, sempat ada kecemasan ketika harus merawat dan berhadapan dengan pasien COVID-19, namun rasa itu mampu dikalahkan karena ini adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab.

"Rasa cemas ada karena kami punya keluarga di rumah. Tetapi ini namanya tugas dan kami sudah disumpah siap ditempatkan di mana saja jadi kami terima," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Marisidi Judono Beliutng, Ety Hastuti mengatakan para tenaga medis memiliki resiko paling tinggi terpapar virus COVID-19 karena mereka berada digarda terdepan dan berhadapan langsung dengan pasien.

"Yang pertama sebelum kontak dengan pasien kawan-kawan perawat harus sehat dulu kemudian mereka mengikuti anjuran sesuai prosedur yang telah ditetapkan misalnya dalam pemakaian APD," katanya.

Kemudian, para tenaga medis juga diharapkan ketika menggunakan APD harus sesuai aturan dan urutan karena jika ada yang salah urutannya makan akan menimbulkan infeksi silang.

"Yang terpenting bagi kawan-kawan perawat ini adalah didukung jangan dikucilkan karena banyak stigma tenaga medis dijauhi, dikucilkan, bahkan dibully," ujarnya.

Baca juga: Polres Belitung tempatkan personel di tempat perbelanjaan

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020