Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan stok gula pasir di sejumlah gudang distributor sebanyak 167 ton atau masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menyambut puasa Ramadhan tahun ini.

"Stok gula pasir cukup dan harga masih bertahan tinggi Rp18.000 per kilogram," kata Kabid Perdagangan Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, Armaini di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan sebanyak 167 ton gula pasir tersebut tersebar di empat gudang distributor yaitu CV Sumber Alam Lestasi 20 ton, CV Arisa 20 ton, UD Mawar Jaya Belitung 77 ton dan CV Elisabet 50 ton dan didatangkan secara kontinue, sehingga dipastikan komoditas itu tidak akan mengalami kelangkaan yang akan memberatkan ekonomi masyarakat di tegah menghadapi COVID-19.

"Kami mengakui enam dari 10 gudang distributor gula pasir ini mengalami kekosongan, karena produksi gula di daerah sentra produksi yang berkurang," ujarnya.

Menurut dia permintaan gula pasir menjelang puasa Ramadhan tahun ini tidak akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya, karena kondisi ekonomi masyarakat yang melesu sebagai dampak pendemi COVID-19.

Selain itu, permintaan gula pasir dari usaha kecil menengah bidang kuliner juga mengalami penurunan, karena arus mudik tahun ini juga diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup drastis, seiring adanya imbauan pemerintah agar perantau tidak mudik untuk mencegah penyebaran virus Corona.

"Mudah-mudahan dengan stok gula pasir yang ada tidak akan memicu kenaikan harga lebih tinggi yang akan memberatkan ekonomi masyarakat kurang mampu," katanya.

Ia menambahkan berkurangnya pasokan gula pasir dari luar daerah mengakibatkan harga gula pasir bertahan tinggi Rp18.000 dari harga normal Rp12.000 per kilogram.

"Kenaikan harga gula pasir ini masih sebatas wajar, karena masalah gula pasir ini tidak hanya terjadi di Bangka Belitung, tetapi di seluruh provinsi di Indonesia," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020