Pangkalpinang (ANTARA) - Harga gula pasir kiloan di pasar tradisional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun menjadi Rp13.000 per kilogram atau turun 7,14 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp14.000 per kilogram, karena stok cukup dan permintaan masyarakat berkurang setelah Lebaran Idul Fitri 1441 Hijriyah.
"Selama pendemi COVID-19 ini, kita pastikan stok gula pasir mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Kabid Perdagangan Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, Armaini di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan hasil pemantauan stok gula pasir di sejumlah gudang distributor pada Jumat (29/5) sebanyak 167 ton tersebar di empat gudang distributor yaitu CV Sumber Alam Lestasi 20 ton, CV Arisa 20 ton, UD Mawar Jaya Belitung 77 ton dan CV Elisabet 50 ton.
"Penurunan harga komoditas ini hanya terjadi pada gula pasir kiloan, sementara gula pasir kemasan masih bertahan Rp16.000 per kilogram," ujarnya.
Menurut dia, pasokan gula pasir ini didatangkan secara kontinyu, sehingga dipastikan komoditas itu tidak akan mengalami kekurangan yang memicu kenaikan harga akan memberatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Selain itu, bantuan sosial sembako juga telah menimbulkan dampak yang positif terhadap stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat selama pandemi COVID-19.
"Bansos sembako dari pemerintah daerah, perusahaan BUMN,swasta dan donatur lainnya tidak hanya meringankan beban ekonomi masyarakat kurang mampu, tetapi juga membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas stok dan harga di tengah pandemi virus corona ini," katanya.
Ia menambahkan meski stok dan harga stabil, namun pihaknya akan terus melakukan pemantauan ke pasar tradisional, moderen, gudang distributor sebagai langkah antisipasi dini kenaikan harga yang memberatkan ekonomi masyarakat.
"Apabila terjadi kenaikan harga tinggi, tentu kita akan mengambil langkah-langkah untuk menekan kenaikan tersebut, misalnya menggelar pasar murah dan lainnya," katanya.