Jakarta (Antara Babel) - Peraih 70.997.833 suara pada Pemilihan Presiden tanggal 9 Juli 2014, Joko Widodo akhirnya pada Senin, 20 Oktober 2014 mengucapkan sumpah jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 di depan Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.

"Ini saat kita menyatukan hati dan tangan," kata Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya yang pertama kepada rakyat Indonesia dalam sidang Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dipimpin oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Karena itu, tanpa ragu-ragu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat mulai dari tukang baso, sopir, anggota TNI dan Polri untuk bahu-membahu bangsa ini agar semakin maju pada mendatang.

Tanpa diduga dalam pidatonya ini, tiba-tiba mantan Wali Kota Solo itu  menyebut nama pesaingnya Prabowo Subianto dalam Pilpres lalu yang meraih 62.576.444 suara rakyat dengan menyebut purnawirawan  berpangkat letnan jenderal TNI purnawirawan itu sebagai seorang sahabat.

Mendengar pernyataan spontan itu, para undangan bertepuk tangan sementara Prabowo sendiri berdiri dan menyampaikan penghormatannya.

Dalam pidato pertamanya itu yang hanya berkisar 10 menit, Jokowi berjanji akan bekerja keras untuk melaksanakan berbagai program pemerintahannya. Kepala Negara yang baru itu seperti biasa tidak lama-lama berpidato apalagi pada hari Senin setumpuk acara telah menunggu kehadirannya secara fisik.

Acara pengucapan sumpah ini dihadiri mantan presiden BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, mantan wakil presiden Try Sutrisno dan Hamzah Haz serta Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

Sementara itu dari luar negeri yang datang antara lain Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam,  Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Ketika mengomentari pidato Jokowi yang relatif singkat itu, seorang pakar Imam Prasodjo mengatakan bahwa Jokowi itu memang bukan tipe orang yang terbiasa berpidato panjang-panjang.

"Orang memilih Jokowi bukan karena wajahnya tapi karena record-nya(rekam jejaknya,red)." kata Imam Prasodjo sambil mengingatkan bahwa presiden yang baru ini mempunyai setumpuk pekerjaan yang sangat berat.

Imam mencontohkan bahwa Jokowi harus memilih menteri-menteri yang memang sangat tepat untuk bidangnya masing-masing. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi mengungkapkan bahwa calon menterinya haruslah orang-orang yang memiliki kompetensi dan kemampuan di bidangnya masing-masing dan berintegritas.

"Jokowi harus mampu merealisasikan program-programnya karena yang ada sekarang ini (dalam masyarakat,red) bukan hanya sekadar harapan," kata Imam.

Jokowi ketika masa kampanye mengatakan bahwa ia hanya akan memilih kaum profesional yang memang ahli di bidangnya. Mantan gubernur Jakarta ini acapkalai memberi contoh bahwa menteri pertanian selama lima tahun mendatang adalah orang yang mampu menaikkan prodik pertanian terutama pangan.

Sementara itu, untuk menteri energi dan sumber daya mineral, haruslah orang yang memang ahli di bidang esdm dan mampu menghilangkan mafia.

"Mafia di Kementerian ESDM harus segera dihapuskan," kata Jokowi.

Karena Jokowi sudah mengucapkan sumpah bersama dengan Wakil Presiden Mohammad Jusuf Kalla yang sebelumnya sudah menjadi wapres pada masa pemerintahan SBY yang pertama. maka tentu rakyat di seluruh Tanah Air sudah menanti kapan program dan janji-janjinya itu akan mulai dilaksanakan.

    
                          Pilih Menteri
Pada 17 Oktober, ketua tim transisi Rini Suwandi datang ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi  atau KPK atas perintah Jokowi.

Kedatangan tim transisi ini adalah untuk menyerahkan nama puluhan orang tokoh profesional dan politisi yang berpeluang untuk menjadi menteri  guna diteliti "tingkat kebersihannya" terutama di bidang keuangan.

"Kami datang untuk menyerahkan nama-nama orang yang bisa menjadi menteri," kata wakil ketua tim transisi Hasto Kristianto. Karena surat itu dibuat oleh Jokowi maka Hasto mengaku sama sekali tidak tahu tentang nama para calon menteri itu.

Pada hari Minggu(19/10) Jokowi telah menerima hasil penilaian KPK itu dari tangan Ketua KPK Abraham Samad yang didampingi beberapa wakilnya. Karena  nama calon-calon menterinya sudah dinilai oleh KPK maka Presiden ke-7 ini tinggal memilih dan mengumumkan  nama anggota-anggota kabinetnya Susunan kabinet itu diperkirakan akan diumumkan  pada hari Selasa (21/1).

Kabinet mendatang diperkirakan akan berjumlah 34 orang yang terdiri atas empat menteri koordinator dan 30 menteri. Jika pada masa lalu hanya ada tiga menteri koordinator maka nantinya akan ada tambahan satu menteri koordinator yang terutama bertugas akan mengkoordinasikan bidang kemaritiman.

Selama ini, 34 menteri itu disebut-sebut akan terdiri atas 18 menteri yang berasal dari birokrat atau pernah menjadi pejabat dan 16 orang lainnya berasal dari partai- partai politik yang mendukung Jokowi seperti dari PDIP,  Partai Kebangkitan  Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Nasional Demokrat dan bisa saja dari Partai Persatuan pembangunan yang disebut-sebut sudah "menyeberang atau lompat pagar" dari Koalisi Merah Putih ke Koalisi Indonesia Hebat.

Apabila Jokowi dan Jusuf Kalla akhirnya mengumumkan nama-nama menterinya dan kemudian segera melantiknya, maka tugas pertama mereka itu adalah menyusun programnya masing-masing yang merupakan penjabaran konkret dari semua program dan proyek-proyek Jokowi-Jusuf  Kalla.

Jika nantinya nama menteri sudah diumumkan dan kemudian membuat programnya, maka rakyat tentu akan menantikan hasil pekerjaan itu secepatnya yang bersifat konkret bagi masyarakat. Orang- orang awam tentu amat sadar atau tahu bahwa para menteri itu bukanlah tukang-tukang sulap yang mampu mengubah situasi jelek menjadi menyenangkan atau menurunkan harga barang-barang yang tinggi di pasar.

Sekalipun  harus menanti, masyarakat sangat berharap situasi sulit yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari bakal diubah secara bertahap sehingga sedikit demi sedikit akan menenangkan hati.

Contoh konkretnya antara lain adalah karena pemerintahan baru ini mau tidak mau harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk menghindari terus membengkaknya subsidi pemerinta maka rakyat tentu berharap kenaikan harga BBM oleh Jokowi tidak  akan semakin merusak kehidupan sehari-hari mereka.

Alasan sederhananya adalah jika harga BBM naik, maka secara otomatis harga berbagai kebutuhan sehari-hari akan melonjak mulai dari harga sayur, daging, telur hingga biaya angkutan. Tentu pemerintahan Jokowi-Kalla sama sekali tidak ingin masa indah mereka dengan rakyat akan segera hilang hanya karena naiknya harga BBM.

Presiden dan Wakil Presiden lima tahun mendatang ini tentu masih memiliki 1000 "pekerjaan rumah lainnya" mulai dari bagaimana meningkatkan mutu pendidikan, menjaga tetap baiknya hubungan antarummat beragama hingga bagaimana menjalin hubungan  baik dengan seluruh negara mitranya.

Jokowi dan Hatta tentu tahu benar bahwa masa jabatan yang hanya lima tahun belum tentu atau bahkan tidak akan mungkin menyelesaikan semua masalah atau persoalan. Karena itu, yang dinanti-nanti rakyat adalah program yang betul-betul bisa mengatasi atau bahkan mengakhiri kesulitan hidup mereka secepatnya..

Setumpuk harapan tentu sudah akan bakal dicurahkan kepada Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dan rakyat tinggal berharap kesulitan hidup mereka  secara bertahap akan berkurang selama lima tahun mendatang.    

Pewarta: Oleh Arnaz Firman

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014