Jakarta (Antara Babel) - Politikus Partai Amanat Nasional Yandri Susanto mengatakan tidak ada koalisi politik yang murni tanpa syarat termasuk Koalisi Indonesia Hebat yang mengusung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada pemilihan presiden lalu.

"Koalisi tanpa syarat itu kata yang manis, padahal syaratnya banyak sebenarnya. Contoh waktu Jokowi mendekati dan menyebut PAN akan merapat 80 persen, kami ditawari dua menteri waktu itu. Jadi ada syarat," kata Yandri pada diskusi politik 'Membangun Sinergi Pemerintah dan Parlemen yang Sehat' di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan Koalisi Merah Putih diisukan terbelah dan sebagian merapat ke Koalisi Indonesia Hebat itu pasti karena ditawari "cendera mata" oleh Jokowi.

"Tidak ada salaman kosong, tapi itu kami hormati. Kami berprasangka baik, ujungnya untuk kesejahteraan rakyat," katanya.

Menurut dia dalam posisi seperti ini parlemen tidak boleh tergoda 'kongkalikong' antara parlemen dengan pemerintah.

"Parlemen harus konsisten mengawal program rakyat, karena kami juga dipilih oleh rakyat. Bukan hanya Jokowi-Jk yang dipilih rakyat," katanya menegaskan.

Dia mengatakan prosesi pelantikan Jokowi-Jk sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sangat luar biasa, begitu meriah, karena disaksikan okeh warga negeri ini.

"Jangan sampai pesta kemarin yang luar biasa, harapan rakyat terlalu tinggi, ternyata itu nantinya hanya harapan kosong," katanya.

Ia mengajak untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Jk agar tetap pro terhadap rakyat dan mengawal UUD, Pancasila dan bhineka tungga ika.

"Kami tidak akan tinggal pernah diam. Melihat, mencermati, memelototi apa saja program pemerintahan Jokowi-Jk," katanya.

Pewarta: Oleh Zabur Karuru

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014