Sungailiat (Antara Babel) - Para petani di Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, mengeluhkan terus menurunnya harga komoditas karet yang memengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga mereka.

"Sekarang ini harga karet hanya Rp3.000 dari sebelumnya mencapai Rp7.000 per kilogram. Kami sebagai petani tidak bisa berbuat banyak dalam menentukan harga, karena semua itu bergantung pada harga karet di pasaran," kata Mang Dar (56) perwakilan petani di Kabupaten Bangka, Kamis.

Ia mengatakan, menjadi petani karet merupakan salah satu mata pencaharian utama untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, ketika harga karet turun, maka kewalahan memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi harga kebutuhan pokok juga terus naik.

"Sumber utama penghasilan kami hanya menjadi petani karet. Namun ketika harga karet hanya tiga ribuan seperti saat ini, apa yang bisa didapat, sedangkan harga kebutuhan pokok juga terus naik," ujarnya.

Mang Dar bersama para petani sejenis berharap harga karet bisa kembali naik, mengingat tingginya biaya kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kami berharap harga karet bisa semakin membaik karena hasil dari komoditas inilah saya menggantungkan kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk membiayai ketiga orang anak saya yang masih sekolah," katanya.

Sementara itu Sopian (47), petani lainnya mengatakan, penurunan harga karet tersebut membuat petani di Kabupaten Bangka kembali terpukul, sehingga ada yang tidak mau menjual getah karetnya karena menunggu harga membaik.

"Banyak petani tidak mau menjual getah karet mengingat harga penjualannya anjlok dan tidak sesuai dengan biaya upah para penyadap getah karet," katanya.

Ia juga berharap harga karet kembali naik agar membantu meringankan beban masyarakat tani.

Pewarta: Oleh Kasmono

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014