Paris (ANTARA Babel) - Presiden Prancis Francois Hollande, Senin (28/1), mengatakan Prancis dan mitra Afrikanya akan menang dalam pertempuran melawan gerilyawan di Mali utara.

"Kami berada dalam proses kemenangan dalam pertempuran ini. Sebagaimana saya katakan, tentara Mali, tentara Afrika-lah yang didukung oleh Prancis," kata Hollande dalam taklimat di Elysee Palace.

Pernyataan Hollande itu dikeluarkan saat laporan media menyatakan pasukan Prancis-Mali pada hari Senin merebut Kota Kecil Timbuktu di Mali utara, yang sebelumnya diduduki gerilyawan sejak April.

Presiden Prancis tersebut kembali menyatakan negaranya tak berminat untuk tetap berada di Mali dan akan menarik diri "ke tempat awal".

Ia menekankan sekarang terserah kepada pemerintah Afrika untuk mengizinkan negara Afrika Barat itu "memulihkan kesatuan wilayahnya".

"Merekalah yang akan pergi ke bagian utara, yang kita ketahui sebagai yang paling sulit" sebab itu adalah tempat pelaku teror bersembunyi, kata Presiden Prancis itu.

Menurut Kementerian Pertahanan Prancis, pengambil-alihan Kota Timbuktu di Mali utara "dirintis" oleh militer Mali-Prancis.

Juru Bicara Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kolonel Thierry Burkhard, juga mengkonfirmasi pengambil-alihan Kota Gao, tempat "satuan Mali, Niger dan Chad yang menguasai kota tersebut" ditempatkan.

Militer Prancis melancarkan "Operation Serval" di Mali pada 11 Januari guna mencegah gerak maju kaum jihad, yang telah menguasai Mali utara sejak tahun lalu, ke bagian selatan negara Afrika Barat itu. Sejauh ini, Prancis telah menempatkan 2.900 prajurit untuk operasi di Mali.

Pewarta:

Editor : Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013