Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan menyatakan pertumbuhan ekonomi Babel pada triwulan I 2020 hanya 1,6 persen atau terendah se-Sumatera, karena penurunan ekspor yang cukup drastis akibat pandemi COVID-19.

"Pertumbuhan ekonomi kita terendah se-Sumatera dan tertinggi Provinsi Sumatera Selatan, karena ekspor batu bara daerah itu masih tinggi," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang melambat ini, karena ekspor timah olahan dan komoditas perkebunan seperti lada, sawit, karet dan perikanan ke berbagai negara tujuan mengalami penurunan sebagai dampak pendemi COVID-19.

"Saat ini PT Timah lagi terpuruk yang berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat di pulau penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia ini," ujarnya.

Menurut dia meskipun PT Timah Tbk produksi dan ekspor mengalami penurunan cukup drastis, namun perusahaan milik negara ini masih tetap eksis membantu pemerintah daerah dan ekonomi masyarakat selama pandemi COVID-19.

"Insyaallah, bantuan di saat kondisi perusahaan terpuruk inilah akan membuka pintu-pintu rezeki bagi PT Timah Tbk untuk lebih berperan meningkatkan perekonomian masyarakat daerah ini," katanya.

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami mengatakan perekonomian Babel pada triwulan I 2020 tumbuh melambat 1,35 persen dibandingkan triwulan I 2019 yang mencapai 2,81 persen karena sektor usaha pertambangan bijih timah yang mengalami pertumbuhan negatif.

"Selama ini lapangan usaha sektor pertambangan dan pengolahan bijih timah ini memiliki kontribusi cukup besar, namun tahun ini mengalami pertumbuhan negatif," ujarnya.

Menurut dia dengan penurunan harga timah dunia yang terjadi di triwulan I-2020 menurunkan harga beli bijih timah oleh perusahaan smelter, sehingga masyarakat enggan melakukan penambangan bijih timah karena harga belinya yang sangat murah.

"Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia membuat produksi komoditas strategis seperti logam timah, karet dan lada mengalami penurunan karena berkurangnya permintaan dari negara lain yang biasanya menjadi tujuan pemasaran komoditas ini," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020