Jakarta (Antara Babel) - Suryadharma Ali membacakan laporan pertanggungjawaban pengurus DPP PPP periode 2011-2014, sebagai langkah awal bagi dirinya melepaskan jabatan Ketua Umum DPP PPP dalam Muktamar VIII PPP di Jakarta, Jumat.  
   
Dalam laporan pertanggungjawaban itu, Suryadharma menyinggung ihwal kehadirannya di Gelora Bung Karno dalam menghadiri kampanye Partai Gerindra. Menurut dia kehadirannya di sana harus dipahami secara utuh.

Ia menjelaskan awalnya elite-elite DPP PPP bersama beberapa DPW melakukan konspirasi mengundang intervensi orang luar untuk mengarahkan dukungan terhadap capres dari luar partai.  
   
Penggalangan itu semakin terang-benderang pada Mukernas II di Bandung 7-9 Februari 2014, di mana elite-elite berkonspirasi itu merekayasa nama-nama capres yang hendak diusung.

Dari tujuh nama capres yang diusulkan akan diusung, sama sekali tidak ada nama Prabowo Subianto, padahal nama mantan Danjen Kopassus itu dinilainya sangat populer dan memiliki komitmen jelas bagi umat, bangsa dan negara.

Akhirnya, kata Suryadharma, dirinya selaku Ketua Umum DPP PPP yang memiliki hak istimewa memutuskan hadir dalam kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno, untuk menyelamatkan partai dari intervensi pihak luar.

"Untuk mengendalikan anggota DPP yang melampaui tugas dan kewenangan, untuk menekan ambisi politik yang mengalahkan akal sehat, saya berijitihad dengan menghadiri kampanye Gerindra. Tidak ada sama sekali kepentingan pribadi dalam keputusan tersebut," ujar dia.

Ia mengatakan keberadaan PPP pada Koalisi Merah Putih saat ini adalah pilihan cerdas, terhitung dan futuristik. Keberadaan Koalisi Merah Putih menurutnya merupakan representasi kekuatan dominan bangsa Indonesia yakni unsur TNI, Nasionalis dan Islam.

Muktamar VIII PPP di Jakarta, berlangsung Kamis (30/10) hingga Sabtu (1/11). Pembukaan muktamar ini dihadiri petinggi partai Koalisi Merah Putih, antara lain Prabowo Subianto, Fadli Zon, Amien Rais, Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan, Aburizal Bakrie, Anis Matta, serta Fahri Hamzah.

Pewarta: Oleh Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014