Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memaparkan bahwa pertimbangan perombakan jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) agar perseroan lebih fokus pada bisnis inti.
"Pertama, kita mau pastikan semua BUMN fokus pada core bisnisnya. Kedua, kita mau konsisten program restrukturisasi dan konsolidasi. Ketiga, dengan dua hal itu kita harapkan Key Performance Indicators (KPI) yang baik," ujar Erick Thohir di Jakarta, Jumat.
Sedianya, lanjut Erick Thohir, Pertamina bakal menjadi holding yang sejatinya tidak memerlukan banyak direksi.
"Kalau kita lihat apa yang terjadi di Pertamina, kan ada holding, dia punya sub-sub holding. Yang di holding memang direksinya harus enam, enggak boleh kebanyakan," ucap Erick Thohir.
Selain direktur utama, ia menyebutkan salah satunya terdapat direktur keuangan, direktur SDM (Sumber Daya Manusia), serta direktur bidang pelayanan perusahaan.
Ia menambahkan anak perusahaan Pertamina nantinya akan dijadikan subholding. Beberapa unit usaha yang sama akan disatukan portofolionya agar lebih bersinergi.
"Dengan kebijakan portofolionya disatukan, kita harapkan sinergitas untuk efisiensi atau hal-hal yang lebih detail misalnya sharing knowledge lifting minyak bisa stagnan dan tumbuh. Ini nanti yang tadinya banyak akan jadi satu, lebih terukur," papar Erick Thohir.
Dalam kesempatan itu, Erick juga memaparkan alasan memilih Nicke Widyawati yang kembali menjabat Direktur Utama Pertamina karena dianggap mampu melaksanakan tugas yang ada.
"Saya rasa masih jadi pilihan terbaik saat ini, beberapa tugas yang diberikan masih berjalan. Saya utamakan KPI tercapai. Kalau KPI-nya baik, saya pertahankan. Bukan karena isu dia diangkat menteri sebelumnya lalu diganti. Ya enggak juga, kalau KPI nya gak bagus, pasti diganti," ucap Erick Thohir. Erick menegaskan bahwa pergantian direksi dan komisaris BUMN tidak berdasarkan suka dan tidak suka, namun dilihat dari kinerjanya dalam memimpin.
"Bukan karena isu dia diangkat menteri sebelumnya lalu diganti. Ya enggak juga, kalau KPI nya gak bagus, pasti diganti," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Pertama, kita mau pastikan semua BUMN fokus pada core bisnisnya. Kedua, kita mau konsisten program restrukturisasi dan konsolidasi. Ketiga, dengan dua hal itu kita harapkan Key Performance Indicators (KPI) yang baik," ujar Erick Thohir di Jakarta, Jumat.
Sedianya, lanjut Erick Thohir, Pertamina bakal menjadi holding yang sejatinya tidak memerlukan banyak direksi.
"Kalau kita lihat apa yang terjadi di Pertamina, kan ada holding, dia punya sub-sub holding. Yang di holding memang direksinya harus enam, enggak boleh kebanyakan," ucap Erick Thohir.
Selain direktur utama, ia menyebutkan salah satunya terdapat direktur keuangan, direktur SDM (Sumber Daya Manusia), serta direktur bidang pelayanan perusahaan.
Ia menambahkan anak perusahaan Pertamina nantinya akan dijadikan subholding. Beberapa unit usaha yang sama akan disatukan portofolionya agar lebih bersinergi.
"Dengan kebijakan portofolionya disatukan, kita harapkan sinergitas untuk efisiensi atau hal-hal yang lebih detail misalnya sharing knowledge lifting minyak bisa stagnan dan tumbuh. Ini nanti yang tadinya banyak akan jadi satu, lebih terukur," papar Erick Thohir.
Dalam kesempatan itu, Erick juga memaparkan alasan memilih Nicke Widyawati yang kembali menjabat Direktur Utama Pertamina karena dianggap mampu melaksanakan tugas yang ada.
"Saya rasa masih jadi pilihan terbaik saat ini, beberapa tugas yang diberikan masih berjalan. Saya utamakan KPI tercapai. Kalau KPI-nya baik, saya pertahankan. Bukan karena isu dia diangkat menteri sebelumnya lalu diganti. Ya enggak juga, kalau KPI nya gak bagus, pasti diganti," ucap Erick Thohir. Erick menegaskan bahwa pergantian direksi dan komisaris BUMN tidak berdasarkan suka dan tidak suka, namun dilihat dari kinerjanya dalam memimpin.
"Bukan karena isu dia diangkat menteri sebelumnya lalu diganti. Ya enggak juga, kalau KPI nya gak bagus, pasti diganti," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020