Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memproyeksikan sejumlah perusahaan umum (Perum) mampu memberikan kontribusi dividen kepada negara sebesar Rp200 miliar hingga Rp300 miliar.
"Kita proyeksi mungkin dari Perum bisa 200-300, kita akan kasihkan ke negara juga," ujar Erick di Jakarta, Selasa.
Erick mengatakan hal itu dapat diwujudkan melalui perbaikan kinerja dan efisiensi sehingga dapat memberikan tambahan dividen.
Pendapatan dari Perum tersebut, lanjut Erick, akan melengkapi kontribusi dari holding BUMN lainnya. Nantinya, dividen dapat digunakan kembali guna mendukung berbagai penugasan strategis pemerintah tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut dia, kontribusi setoran dari Perum juga merupakan bukti bahwa BUMN memiliki kinerja keuangan yang sehat. Selain itu, BUMN juga akan memaksimalkan pengelolaan aset negara yang terbengkalai.
"Kalau kita lihat, dengan perbaikan Perum, kita yakini nanti ada tambahan dividen di situ," katanya.
Kementerian BUMN mengajukan usulan anggaran sebesar Rp604 miliar untuk Tahun Anggaran (TA) 2026 dan akan dikembalikan melalui dividen.
Usulan pendanaan tersebut tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena bersumber dari dividen yang diperoleh BUMN, khususnya Danantara Indonesia. Dana tersebut diambil dari porsi satu persen dividen yang menjadi hak kementerian sebagai pemegang saham seri A, kata Erick, menegaskan.
"Satu persen yang memang dari Danantara sendiri. Nah jadi kita tidak, istilahnya membebani keuangan negara, tapi kita yakini kita juga akan memberikan kontribusi tambahan kepada negara," ujar Erick.
Anggaran tersebut akan digunakan secara efisien untuk mendukung pelaksanaan penugasan strategis pemerintah, termasuk pengawasan restrukturisasi Danantara, percepatan transfer aset negara, serta proyek penyediaan listrik di desa-desa, kata Erick menjelaskan.
Lebih lanjut, Erick mengatakan sebagian besar dari dana tersebut nantinya akan dikembalikan ke negara dalam bentuk setoran dividen.
