Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Babel, akan melatih para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) menguasai keterampilan pemasaran dalam jaringan (daring) agar bisa tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19 dan pemberlakuan sejumlah aturan tatanan hidup baru.
"Wabah COVID-19 mengubah pola pemasaran, para pelaku IKM harus lebih kreatif, baik dari sisi produk maupun pola pemasaran agar mampu bertahan," kata Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Agus Setyadi di Mentok, Babel, Selasa.
Menurut dia, pembatasan sosial yang dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus dalam tiga bulan terakhir cukup dirasakan dampaknya, namun diharapkan para pelaku IKM tetap bersemangat agar mampu melanjutkan usahanya.
Saat ini, pemerintah sudah menyiapkan berbagai strategi agar perekonomian bangkit kembali dengan tatanan kehidupan baru dan memunculkan beberapa pola budaya baru.
"Munculnya budaya baru tentunya memengaruhi pola pemasaran, ini yang harus segera ditangkap para pelaku IKM di daerah ini agar mereka bisa bertahan, berkembang dan tidak kalah dari produk sejenis dari daerah lain," katanya.
Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para pelaku usaha dalam memasuki masa tatanan kehidupan baru, khususnya perubahan pola perilaku konsumen dalam berbelanja.
"Saat ini ada pergeseran pola belanja dari transaksi manual ke digital, karena pembatasan sosial mengarahkan masyarakat untuk sementara menghindari pertemuan fisik dan berkumpul, kami meyakini belanja daring akan potensial pascapandemi," katanya.
Menurut dia, para pelaku IKM di daerah itu sudah waktunya mendapatkan berbagai pelatihan agar bisa memasarkan produk pola daring, hingga pengemasan produk yang akan dikirim ke konsumen.
Agus mengatakan, saat ini sudah banyak berkembang aplikasi pemasaran daring yang bisa dimanfaatkan, baik untuk pasar nasional maupun lokal.
"Media sosial juga sudah ada jejaringnya, seperti kelompok informasi masyarakat, forum jual-beli dan aplikasi pengiriman barang Go-Anter yang dikelola warga lokal. Itu bisa dimanfaatkan untuk konsumen di dalam daerah, sedangkan untuk pasar nasional mereka kami arahkan untuk ikut memanfaatkan aplikasi jual-beli yang sudah populer, seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan lainnya," katanya.
Menurut dia, kemajuan teknologi menuntut para pelaku usaha untuk mengikuti dan memanfaatkan dengan kreatif agar produk yang ditawarkan dilirik konsumen.
"Para pelaku usaha dituntut kreatif dan segera beradaptasi dengan budaya atau perilaku konsumen, dan yang paling penting adalah tetap optimistis dan bersungguh-sungguh dalam mengelola usaha yang digeluti," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Wabah COVID-19 mengubah pola pemasaran, para pelaku IKM harus lebih kreatif, baik dari sisi produk maupun pola pemasaran agar mampu bertahan," kata Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Agus Setyadi di Mentok, Babel, Selasa.
Menurut dia, pembatasan sosial yang dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus dalam tiga bulan terakhir cukup dirasakan dampaknya, namun diharapkan para pelaku IKM tetap bersemangat agar mampu melanjutkan usahanya.
Saat ini, pemerintah sudah menyiapkan berbagai strategi agar perekonomian bangkit kembali dengan tatanan kehidupan baru dan memunculkan beberapa pola budaya baru.
"Munculnya budaya baru tentunya memengaruhi pola pemasaran, ini yang harus segera ditangkap para pelaku IKM di daerah ini agar mereka bisa bertahan, berkembang dan tidak kalah dari produk sejenis dari daerah lain," katanya.
Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para pelaku usaha dalam memasuki masa tatanan kehidupan baru, khususnya perubahan pola perilaku konsumen dalam berbelanja.
"Saat ini ada pergeseran pola belanja dari transaksi manual ke digital, karena pembatasan sosial mengarahkan masyarakat untuk sementara menghindari pertemuan fisik dan berkumpul, kami meyakini belanja daring akan potensial pascapandemi," katanya.
Menurut dia, para pelaku IKM di daerah itu sudah waktunya mendapatkan berbagai pelatihan agar bisa memasarkan produk pola daring, hingga pengemasan produk yang akan dikirim ke konsumen.
Agus mengatakan, saat ini sudah banyak berkembang aplikasi pemasaran daring yang bisa dimanfaatkan, baik untuk pasar nasional maupun lokal.
"Media sosial juga sudah ada jejaringnya, seperti kelompok informasi masyarakat, forum jual-beli dan aplikasi pengiriman barang Go-Anter yang dikelola warga lokal. Itu bisa dimanfaatkan untuk konsumen di dalam daerah, sedangkan untuk pasar nasional mereka kami arahkan untuk ikut memanfaatkan aplikasi jual-beli yang sudah populer, seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan lainnya," katanya.
Menurut dia, kemajuan teknologi menuntut para pelaku usaha untuk mengikuti dan memanfaatkan dengan kreatif agar produk yang ditawarkan dilirik konsumen.
"Para pelaku usaha dituntut kreatif dan segera beradaptasi dengan budaya atau perilaku konsumen, dan yang paling penting adalah tetap optimistis dan bersungguh-sungguh dalam mengelola usaha yang digeluti," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020