Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengirim karangan bunga duka cita yang mendalam atas meninggalnya seniman Betawi Omaswati, Jumat.
Karangam bunga Anies Baswedan berjejer dengan karangan bunga lainnya seperti dari Rano Karno dan juga artis dan komedian Ulfa Dwiyanti.
Ada juga karangan bunga dari Persatuan Seniman komedian Indonesia. Selain itu karangan bunga duka cita dari Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI), AM Hendropriyono.
Tampak para pelayat memadati rumah duka di
Jalan Swadaya 1 No 54 RT 3 RW 11 Cimanggis Kota Depok Jawa Barat.
Tampak hadir pelayat seniman Betawi Malih Tongtong, Jarwo Kuat dan sejumlah seniman Betawi lainnya yang menggunakan seragam khas Betawi baik berwarna hitam maupun merah.
Malih mendoakan almarhumah mendapat tempat terbaik disisi-Nya. "Almarhumah orang baik dan selalu memperhatikan budaya Betawi," katanya.
Jarwo Kuat mengatakan Omas merupakan seniman Betawi yang mempunyai pergaulan luas bukan hanya di kalangan pelawak tetapi juga artis.
"Saya hanya bisa berdoa semoga almarhumah diterima disisi-Nya," katanya.
Baca juga: Malih tak tahu riwayat sakit Omas
Kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia, salah atau legenda seniman asa Betawi, Omas, meninggal dunia pada Kamis malam.
Kabar meninggalnya adik dari Mandra itu pertama kali tersebar melalui pesan berantai yang telah dikonfirmasi kebenarannya kepada salah satu pihak keluarga Omas.
"Iya benar (meninggal dunia)," kata Erni, yang merupakan keponakan dari Omas.
Dia mengatakan bahwa Omas meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIB karena sakit. Namun, dia tidak menjelaskan lebih jauh mengenai sakit yang diderita Omas.
Omaswati lahir di Jakarta pada 3 Mei 1966. Semasa hidup dia dikenal sebagai seniman Betawi. Omas mengawali karier dengan bermain kesenian tradisional Lenong Betawi.
Selain itu, dia juga sering tampil di acara televisi sebagai pemeran pendukung dalam beberapa sinetron. Omas juga bermain dalam beberapa acara lawak di televisi.
Gaya lawakannya yang khas dan ceplas-ceplos menjadi salah satu ciri khas yang melekat pada Omas.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
Karangam bunga Anies Baswedan berjejer dengan karangan bunga lainnya seperti dari Rano Karno dan juga artis dan komedian Ulfa Dwiyanti.
Ada juga karangan bunga dari Persatuan Seniman komedian Indonesia. Selain itu karangan bunga duka cita dari Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI), AM Hendropriyono.
Tampak para pelayat memadati rumah duka di
Jalan Swadaya 1 No 54 RT 3 RW 11 Cimanggis Kota Depok Jawa Barat.
Tampak hadir pelayat seniman Betawi Malih Tongtong, Jarwo Kuat dan sejumlah seniman Betawi lainnya yang menggunakan seragam khas Betawi baik berwarna hitam maupun merah.
Malih mendoakan almarhumah mendapat tempat terbaik disisi-Nya. "Almarhumah orang baik dan selalu memperhatikan budaya Betawi," katanya.
Jarwo Kuat mengatakan Omas merupakan seniman Betawi yang mempunyai pergaulan luas bukan hanya di kalangan pelawak tetapi juga artis.
"Saya hanya bisa berdoa semoga almarhumah diterima disisi-Nya," katanya.
Baca juga: Malih tak tahu riwayat sakit Omas
Kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia, salah atau legenda seniman asa Betawi, Omas, meninggal dunia pada Kamis malam.
Kabar meninggalnya adik dari Mandra itu pertama kali tersebar melalui pesan berantai yang telah dikonfirmasi kebenarannya kepada salah satu pihak keluarga Omas.
"Iya benar (meninggal dunia)," kata Erni, yang merupakan keponakan dari Omas.
Dia mengatakan bahwa Omas meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIB karena sakit. Namun, dia tidak menjelaskan lebih jauh mengenai sakit yang diderita Omas.
Omaswati lahir di Jakarta pada 3 Mei 1966. Semasa hidup dia dikenal sebagai seniman Betawi. Omas mengawali karier dengan bermain kesenian tradisional Lenong Betawi.
Selain itu, dia juga sering tampil di acara televisi sebagai pemeran pendukung dalam beberapa sinetron. Omas juga bermain dalam beberapa acara lawak di televisi.
Gaya lawakannya yang khas dan ceplas-ceplos menjadi salah satu ciri khas yang melekat pada Omas.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020