Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menanami mangrove dan jambu mete di kawasan bekas penambangan bijih timah dan lahan kritis dalam melestarikan lingkungan.

"Saya memberikan apresiasi kepada gubernur yang telah berupaya untuk melestarikan lingkungan dan melindungi hutan dari penambangan, ilegal logging dan lainnya," kata Siti Nurbaya Bakar di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengakui tidak mudah melakukan mereklamasi lahan bekas tambang, kritis dan melindungi hutan ini, apalagi Babel daerah tambang timah, namun sebagai pemimpin, Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan telah berbuat untuk melindungi hutan ini dari kerusakan.

"Saya sangat menyambut positif upaya Babel yang telah melakukan rehabilitasi lahan kritis, sehingga ke depan daerah penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia akan menjadi lebih baik," ujarnya.

Ia mengatakan intinya mangrove itu adalah "resources" besar di dunia, itu ada di Indonesia, dan sekarang menjadi perhatian karena berkaitan dengan emisi karbon. "Mangrove tempat terbaik bersama dengan gambut untuk menahan emisi karbon," katanya.



Menurut dia pemerintah pusat dalam hal ini telah melakukan kerja sama dengan negara Jerman dan negara-negara di Asia yang mendukung program untuk mangrove.

"Tadi kami telah berdiskusi, konteksnya adalah persoalan reklamasi tambang. Ini adalah hal yang cukup serius pada saat ini. Sedang dipersiapkan rancangan peraturan presiden tentang penangan pasca tambang dan saya minta dalam waktu dekat referensi dari pak gubernur," ujarnya.

Ia menambahkan Provinsi Bangka Belitung bisa melejit dengan cepat dengan mendapatkan dukungan pemerintah pusat terutama dari sektor kehutanan dan lingkungan. "Sektor ini tanggung jawab saya, tentu saya akan bantu Pak Gubernur," ujarnya.

Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan mengucapkan terima kasih kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya atas dukungannya dalam rehabilitasi lahan bekas tambang timah di daerah ini.

"Saya bersyukur kepada Ibu Menteri yang mendukung apa yang telah kami lakukan selama ini. Terkait rehabilitasi lahan kritis ekstambang, kami pilih tanaman mangrove dan jambu mete, karena itu memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat," ujarnya.

Jambu mete harga jual mahal, sedangkan mangrove akan kami jadikan lahan budi daya kepiting bakau. Pangsa pasarnya terbuka lebar, dan Ibu Siti Nurbaya sangat setuju apa yang kami lakukan ini," katanya. 
 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020