Menteri PPN/ Bappeda Republik Indonesia, Suharso Monoarfa imbau Pemprov. Kepulauan Bangka Belitung (Babel) khususnya Pemerintah Kabupaten Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat bersama menjaga potensi geosite-geosite yang ada di Kepulauan Bangka Belitung khususnya Geopark Nasional Pulau Belitung.

Hal ini disampaikan Menteri Suharso dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Pulau Belitung pada hari Jumat (4/9/20) dengan agenda peresmian Pusat Informasi Geologi Pulau Belitung (Badan Geologi, KESDM - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) di Kelapa Kampit - Belitung Timur yang ditandai dengan penandatangan Prasasti Pusat Informasi Geologi Pulau Belitung.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mendampingi langsung Menteri Suharso Monoarfa dalam agenda ini. Sebelum meresmikan, Menteri Suharso meninjau langsung Pusat Informasi Geologi Pulau Belitung.

Menurutnya, kebiasaan masyarakat untuk merawat masih tergolong sangat lemah sekali. Menteri Suharso mengimbau agar situs-situs ini dapat dirawat dan dijaga bahkan memunculkan lagi geosite-geosite lain. Untuk saat ini diketahui terdapat 40 site saat meninjau Pusat Informasi Geologi Belitung. 

Pusat Informasi Geologi Pulau Belitung dibangun pada tahun 2019 dalam rangka menyediakan pusat data observasi potensi geologi. Untuk mendukung data geologi di Indonesia, Kementerian ESDM RI membangun setidaknya enam pusat informasi geologi di Indonesia seperti yang dibangun di Belitung. 

Seperti yang diketahui bersama, Pulau Belitung telah diakui secara nasional karena beberapa titik geopark pada tahun 2019. 

Tahun ini, Geopark Pulau Belitung akan diajukan menjadi geopark internasional yang dapat diakui oleh UNESCO. 

Salah satu persiapannya adalah akan dibangun pusat informasi seperti ini, untuk lebih mudah bagi pengunjung mengetahui latar belakang Geopark Pulau Belitung. 

Menteri Suharso mengatakan, geopark yang sedang dikembangkan menjadi sektor pariwisata adalah representasi kehidupan diri. Dari geopark kita bisa mempelajari dan menyikapi kehidupan karena keseluruhan ekosistem kehidupan ini harus kita rawat dalam rangka mempertahankan keberlanjutannya. 

Kehadiran sebuah geopark dapat mendemonstrasikan kepada seluruh umat manusia mengenai apa yang perlu kita rawat dan kita jaga.

Menteri Suharso mengingatkan, untuk bulan November yang akan datang, Prof. Arief Rahman akan berjuang di Paris untuk dapat menjadikan Geopark Pulau Belitung masuk dalam daftar warisan dunia atau disebut Geopark Internasional. 

"Apa ucapan terima kasih kita pada muka bumi ini? Menurut saya adalah dengan bagaimana kita bisa merawat dan menjaganya," ungkapnya. 

"Maka, masyarakat harus diikutsertakan, untuk mengerti agar merasa memiliki, kemudian akan tergerak untuk ikut menjaga," ujarnya. Hal ini agar dapat mengembangkan ekowisata, bukan lagi mass tourism (pariwisata massal) tapi "one visit tourism". 

Dengan peresmian ini, Menteri Suharso berharap geosite dapat dimanfaatkan dan dijaga dengan baik oleh semua pihak. 

"Saya titipkan ini kepada Bapak Gubernur dan Bupati. Jangan karena ini hanya anggaran pusat atau ketika menteri berganti dan ini tidak terurus dengan baik," tegasnya. 

Tantangannya adalah menjadikan ini wisata jangka panjang dan tidak menjadi tertawaan karena ketidakmampuan untuk mengurus geopark ini.

"Saya ingatkan bahwa tiap empat tahun sekali kita akan dievaluasi," ujarnya. 

Pada kesempatan ini, ditandatangani juga berita acara serah terima aset oleh Kepala Badan Geologi dan Sumber Daya Mineral serta Bupati Belitung Timur, lalu secara simbolis diserahkan dari Badan Geologi dan Sumber Daya Mineral kepada Pemerintah Belitung Timur yang disaksikan oleh Menteri Suharso dan Gubernur Erzaldi.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020