Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengapresiasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) canang Pangkalpinang yang sudah berhasil merealisasikan penerapan fuel card solar bersubsidi, sehingga Babel menjadi Provinsi Percontohan bagi provinsi lain di Indonesia.
"Dalam penerapan fuel card ini provinsi kita menjadi rol mode dan ini diapresiasi secara nasional oleh Provinsi lain. Kita Terimakasih dan apresiasi juga dengan BRI yang sudah memfasilitasi ini sehingga hari ini menjadi FGD kedua kita bersama Provinsi Kalimantan barat, setelah sebelumnya dengan Jawa timur," kata Kabag Ekonomi dan Perencanaan, Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Babel, Ahmad Yani, di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan, dalam menerapkan fuel card, Babel menjadi provinsi percontohan untuk provinsi lainnya, bahkan saat ini pihak Pertamina juga akan menerapkan sistem yang sama ini untuk mengatut kapasitas yang lebih besar dilingkungan internalnya.
"Dengan keberhasilan penerapan fuel card ini kita jadi pematik untuk pertamina yang juga akan menerapkan hal yang sama agar penyaluran bahan bakar dikapasitas besar lebih tepat sasaran dan tepat ukuran," ujarnya.
Meskipun masih ada kendala dalam penerapan fuel card tersebut, Menurut Yani pihaknya terus berkoordinasi dengan Gubernur Babel, BRI, BI dab Pertamina.
"Kendala kita memang masih ada, dan sebenarnya kendala itu ada di teman-teman pemilik kendaraan, karena selama ini sudah merasa enak tanpa dibatasi mendapat solar subsidi, sekarang dengan fuel card jadi dibatasi.Namun setelah kita lakukan pendekatan bahwa solar subsidi itu juga harus di manfaatkan untuk kebutuhan pariwisata sehingga pemerintah harus melakukan pemerataan," ujarnya.
Yani berharap, kedepan masyarakat khususnya pengguna solar subsidi lebih sadar lagi pentingnya memiliki fuel card Brizzi, sehingga mereka juga menyadari pentingnya keadilan dan upaya pemerataan subsidi dari pemerintah.
"Kita harap penerimaan fuel cars sudah tepat sasaran sehingga fuel card jiga bisa diterapkan ke nelayan, petani dan pelaku UMKM," ujarnya.
Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pangkalpinang, Yerri Chandra menambahkan, focus group discussion (FGD) ini kedua kalinya digelar setelah sebelumnya diikuti oleh Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan kali ini diikuti Provinsi Kalimantan Barat.
"Kita menilai dari pemerintah daerah dan Pertamina sudah punya sistem yang bagus, sejak adanya fuel card," ujarnya.
"BRI hanya mencetak kartu Fuel card saja, setelah pemohon mendaftarkan diri, menginput data yang kemudian di verifikasi oleh Samsat dan kuota solar subsidinya ditentukan Dinas ESDM. Setelah itulah barulah kami menerbitkan fuel card ini," ujarnya.
Jumlah fuel card yang sudah diterbitkan BRI Cabang Pangkalpinang, lebih dari 10.000 kartu. Dengan fuel card akan lebih memudahkan kita memberi data konsumsi solar subsidi dan kendaraan mana saja yang sudah ada.
"Sejauh ini penerapan fuel card tidak ada kendala, dan BRI akan lebih mengembangkan ini agar banyak memberi manfaat, sehingga income untuk Pemprov, pendapatan pajak untuk juga lebih baik," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Dalam penerapan fuel card ini provinsi kita menjadi rol mode dan ini diapresiasi secara nasional oleh Provinsi lain. Kita Terimakasih dan apresiasi juga dengan BRI yang sudah memfasilitasi ini sehingga hari ini menjadi FGD kedua kita bersama Provinsi Kalimantan barat, setelah sebelumnya dengan Jawa timur," kata Kabag Ekonomi dan Perencanaan, Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Babel, Ahmad Yani, di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan, dalam menerapkan fuel card, Babel menjadi provinsi percontohan untuk provinsi lainnya, bahkan saat ini pihak Pertamina juga akan menerapkan sistem yang sama ini untuk mengatut kapasitas yang lebih besar dilingkungan internalnya.
"Dengan keberhasilan penerapan fuel card ini kita jadi pematik untuk pertamina yang juga akan menerapkan hal yang sama agar penyaluran bahan bakar dikapasitas besar lebih tepat sasaran dan tepat ukuran," ujarnya.
Meskipun masih ada kendala dalam penerapan fuel card tersebut, Menurut Yani pihaknya terus berkoordinasi dengan Gubernur Babel, BRI, BI dab Pertamina.
"Kendala kita memang masih ada, dan sebenarnya kendala itu ada di teman-teman pemilik kendaraan, karena selama ini sudah merasa enak tanpa dibatasi mendapat solar subsidi, sekarang dengan fuel card jadi dibatasi.Namun setelah kita lakukan pendekatan bahwa solar subsidi itu juga harus di manfaatkan untuk kebutuhan pariwisata sehingga pemerintah harus melakukan pemerataan," ujarnya.
Yani berharap, kedepan masyarakat khususnya pengguna solar subsidi lebih sadar lagi pentingnya memiliki fuel card Brizzi, sehingga mereka juga menyadari pentingnya keadilan dan upaya pemerataan subsidi dari pemerintah.
"Kita harap penerimaan fuel cars sudah tepat sasaran sehingga fuel card jiga bisa diterapkan ke nelayan, petani dan pelaku UMKM," ujarnya.
Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pangkalpinang, Yerri Chandra menambahkan, focus group discussion (FGD) ini kedua kalinya digelar setelah sebelumnya diikuti oleh Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan kali ini diikuti Provinsi Kalimantan Barat.
"Kita menilai dari pemerintah daerah dan Pertamina sudah punya sistem yang bagus, sejak adanya fuel card," ujarnya.
"BRI hanya mencetak kartu Fuel card saja, setelah pemohon mendaftarkan diri, menginput data yang kemudian di verifikasi oleh Samsat dan kuota solar subsidinya ditentukan Dinas ESDM. Setelah itulah barulah kami menerbitkan fuel card ini," ujarnya.
Jumlah fuel card yang sudah diterbitkan BRI Cabang Pangkalpinang, lebih dari 10.000 kartu. Dengan fuel card akan lebih memudahkan kita memberi data konsumsi solar subsidi dan kendaraan mana saja yang sudah ada.
"Sejauh ini penerapan fuel card tidak ada kendala, dan BRI akan lebih mengembangkan ini agar banyak memberi manfaat, sehingga income untuk Pemprov, pendapatan pajak untuk juga lebih baik," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020