Jakarta (ANTARA Babel) - Fast food (makanan cepat saji) sudah banyak disebut-sebut sebagai salah satu faktor penyebab obesitas dan diabetes.
Penelitian terbaru menyatakan bahwa makanan cepat saji juga memiliki dampak negatif terhadap memori otak.
Para ilmuwan dari Brown University menemukan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan kadar insulin yang akhirnya akan mempengaruhi otak.
Pola makan yang buruk dinyatakan terkait dengan penyakit demensia akibat hipertensi dan kolesterol yang mengganggu peredaran darah ke otak.
Penelitian terbaru membuktikan bahwa pola makan buruk juga mencegah sel otak untuk merespon insulin dengan baik, sebagaimana dikutip dari MedicalDaily.
Terlalu banyak konsumsi lemak dan makanan manis dapat meningkatkan kadar insulin. Akibatnya otot, lemak, dan sel hati tidak lagi merespon hormon insulin.
Seperti organ tubuh lainnya, otak akan berhenti merespon insulin saat produksi insulin dalam tubuh sudah berlebihan. Akibatnya otak kesulitan untuk berpikir dan menciptakan memori baru.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Brown University ini diterbitkan dalam jurnal "The News Scientist."
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
Penelitian terbaru menyatakan bahwa makanan cepat saji juga memiliki dampak negatif terhadap memori otak.
Para ilmuwan dari Brown University menemukan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan kadar insulin yang akhirnya akan mempengaruhi otak.
Pola makan yang buruk dinyatakan terkait dengan penyakit demensia akibat hipertensi dan kolesterol yang mengganggu peredaran darah ke otak.
Penelitian terbaru membuktikan bahwa pola makan buruk juga mencegah sel otak untuk merespon insulin dengan baik, sebagaimana dikutip dari MedicalDaily.
Terlalu banyak konsumsi lemak dan makanan manis dapat meningkatkan kadar insulin. Akibatnya otot, lemak, dan sel hati tidak lagi merespon hormon insulin.
Seperti organ tubuh lainnya, otak akan berhenti merespon insulin saat produksi insulin dalam tubuh sudah berlebihan. Akibatnya otak kesulitan untuk berpikir dan menciptakan memori baru.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Brown University ini diterbitkan dalam jurnal "The News Scientist."
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013