Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadikan desa sentra pengembangan padi di Kabupaten Bangka Selatan sebagai areal "food estate" untuk meningkatkan produksi beras dan kesejahteraan petani daerah itu.
"Kami berharap dengan program "food estate" ini, kawasan sawah bisa menjadi lebih maju, terarah, dan hasil pun menjadi terukur," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan program food estate akan diterapkan di sejumlah desa pengembangan pertanian padi di Bangka Selatan seperti Desa Batu Betumpang, Kepoh dan Pergam sebagai upaya pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pengelolaan sawah di desa tersebut yang masih kurang terkelola dengan baik.
Ia mencontohkan pengelolaan sawah di Desa Pergam yang kurang optimal. Saat ini, petani Desa Pergam baru mengelola 475 dari 1.600 hektare luas total sawah padi di daerah itu.
“Insyaallah tahun depan Desa Pergam sudah masuk program food estate dari PT Agrinas (PT Agro Industri Nasional) yang berkolaborasi dengan pemprov, pemkab dan petani daerah ini," ujarnya.
Menurut dia dengan program "food estate", harapannya kawasan sawah bisa menjadi lebih maju, terarah, dan hasil pun menjadi terukur. Maka dari itu, perencanaan dan perhitungan harus dilakukan dengan cermat dan diharapkan dengan adanya kolaborasi bersama PT Agrinas dapat berjalan baik bagi petani untuk mengoptimalkan hasil padi di Babel.
“Kehadiran PT Agrinas untuk membantu petani mengoptimalkan sawah yang sudah ada, termasuk membina para petani, dan yang terpenting bagi kita pembelinya ada,” ujarnya.
Ia menambahkan mengoptimalan kawasan sawah bersama PT Agrinas akan dimulai dari pengarahan proses penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemasaran.
“Kalau itu sudah kuat, maka kita akan menggunakan kawasan ini lebih luas dengan hasil turunan lainnya,” ungkapnya.
Gubernur Erzaldi juga menyampaikan bahwa tahun depan akan ada program irigasi. Dalam penjelasannya, hal ini telah ditunjukkan dengan penandatanganan prioritas untuk melaksanakan irigasi.
“Irigasi yang akan kami garap ini selain untuk mendukung lahan yang akan digarap, juga untuk memproses pembagian air, agar tidak berlebih di satu sisi dan kurang di sisi lain,” ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kami berharap dengan program "food estate" ini, kawasan sawah bisa menjadi lebih maju, terarah, dan hasil pun menjadi terukur," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan program food estate akan diterapkan di sejumlah desa pengembangan pertanian padi di Bangka Selatan seperti Desa Batu Betumpang, Kepoh dan Pergam sebagai upaya pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pengelolaan sawah di desa tersebut yang masih kurang terkelola dengan baik.
Ia mencontohkan pengelolaan sawah di Desa Pergam yang kurang optimal. Saat ini, petani Desa Pergam baru mengelola 475 dari 1.600 hektare luas total sawah padi di daerah itu.
“Insyaallah tahun depan Desa Pergam sudah masuk program food estate dari PT Agrinas (PT Agro Industri Nasional) yang berkolaborasi dengan pemprov, pemkab dan petani daerah ini," ujarnya.
Menurut dia dengan program "food estate", harapannya kawasan sawah bisa menjadi lebih maju, terarah, dan hasil pun menjadi terukur. Maka dari itu, perencanaan dan perhitungan harus dilakukan dengan cermat dan diharapkan dengan adanya kolaborasi bersama PT Agrinas dapat berjalan baik bagi petani untuk mengoptimalkan hasil padi di Babel.
“Kehadiran PT Agrinas untuk membantu petani mengoptimalkan sawah yang sudah ada, termasuk membina para petani, dan yang terpenting bagi kita pembelinya ada,” ujarnya.
Ia menambahkan mengoptimalan kawasan sawah bersama PT Agrinas akan dimulai dari pengarahan proses penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemasaran.
“Kalau itu sudah kuat, maka kita akan menggunakan kawasan ini lebih luas dengan hasil turunan lainnya,” ungkapnya.
Gubernur Erzaldi juga menyampaikan bahwa tahun depan akan ada program irigasi. Dalam penjelasannya, hal ini telah ditunjukkan dengan penandatanganan prioritas untuk melaksanakan irigasi.
“Irigasi yang akan kami garap ini selain untuk mendukung lahan yang akan digarap, juga untuk memproses pembagian air, agar tidak berlebih di satu sisi dan kurang di sisi lain,” ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020