Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar lawatan sejarah secara virtual guna mengenalkan berbagai bangunan peninggalan sejarah dan nilai sejarah sekaligus mencegah penularan virus corona atau COVID-19.

"Kegiatan yang diikuti sebanyak 50 orang pelajar SMA dan sederajat ini kami laksanakan secara virtual atau media dalam jaringan guna mencegah penyebaran dan penularan virus corona atau COVID-19," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno di Mentok, Kamis.

Menurut dia, kegiatan lawatan sejarah sudah dilaksanakan beberapa kali dan masuk dalam agenda rutin tahunan daerah sebagai upaya mengenalkan sejarah yang ada di daerah itu sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan.

Untuk tahun ini kegiatan mengusung tema Membincangkan Sejarah Lokal digelar selama tiga hari dan diikuti sebanyak 50 orang pelajar dari SMK Multi High School Batam, SMAN 1 Karimun, SMAN 1 Namang Bangka, SMAN 3 Kota Jambi, SMA Islam As-Shofa Riau, SMAN 1 Parit Tiga, SMA Negeri 1 Mentok, SMK Muhammadiyah, SMK Bina Karya 2 Mentok dan siswa MAN 1 Mentok.

Kegiatan lawatan sejarah merupakan kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau sejak Maret 2020, salah satu agenda dalam kegiatan itu mengajak para siswa-siswi berkunjung ke Kabupaten Bangka Barat, khususnya berkunjung ke Mentok Kota Sejarah.

Para peserta diajak berkeliling beberapa objek wisata sejarah yang ada di Mentok, antara lain Museum Timah Indonesia, Rumah Mayor China, Masjid Jamik, Kelenteng Kung Fuk Miaw, Pesanggrahan Mentok, namun karena pandemi COVID-19 rencana kegiatan berkunjung ditunda dan diganti dengan kegiatan virtual.

Selama tiga hari pelaksanaan kegiatan, para peserta pada hari pertama diberikan pembekalan oleh Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat dan pemerhati sejarah di Mentok, Chairul Amri Rani, pada hari berikutnya digelar lomba penulisan sejarah lokal dan hari terakhir digelar gebyar seni bernuansa sejarah lokal.

Menurut Bambang Suseno, kegiatan lawatan sejarah daerah merupakan salah satu metode pembelajaran bagi generasi muda, khususnya terkait dengan bidang sejarah.

"Dalam kunjungan ke lokasi itu, para peserta bertemu, berdialog dan menggali berbagai informasi langsung dengan para narasumber, meskipun digelar virtual kami berharap kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para peserta agar semakin memahami sejarah yang ada di Mentok," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020