Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan budi daya ikan hias lokal di lahan bekas penambangan bijih timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai langkah pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah itu.
"Lahan bekas tambang atau kolong Babel ternyata menyimpan potensi sebagai tempat habitat hidup ikan hias lokal," kata Ketua Tim Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPPUPP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Arif Wibowo di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan pengembangan budi daya ikan hias lokal seperti sepat mata merah, cupang endemik lokal, silincah belontia hasselti dan ikan hias lainnya dikembangkan di 887 kolong dengan luas 1.712 hektare tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur.
"Melalui program pelangi, kami memanfaatkan lahan bekas tambang timah untuk mengembangkan ikan hias untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus pelestarian lingkungan berkelanjutan," ujarnya.
Menurut dia, program pelangi yang dirintis ini merupakan sebagai upaya memanfaatkan kolong bekas tambang timah agar bernilai ekonomis. Oleh karena itu, BRPPPUPP melakukan kajian sebelumnya bekerja sama dengan PT Timah dan untuk kolong bekas tambang yang berusia kurang lebih lima tahun kondisi airnya bisa dipakai sebagai habitat ikan hias lokal endemik Babel.
"Ikan hias lokal ini dapat hidup dalam kondisi air di kolong bekas tambang yang relatif asam, sehingga program pelangi tentu akan berjalan dengan baik untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat, menjaga kelestarian alam yang berkesinambungan khususnya stok ikan lokal di perairan daratan Bangka," katanya.
Ia menambahkan jangka panjangnya program ini akan menghasilkan indukan ikan hias lokal generasi I, hasil domestikasi tersebut akan ditebar di alam, pada kolong bekas galian tambang timah dibagikan kepada kelompok masyarakat.
"Program ini nantinya tentu akan mampu mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ekspor ikan hias," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Lahan bekas tambang atau kolong Babel ternyata menyimpan potensi sebagai tempat habitat hidup ikan hias lokal," kata Ketua Tim Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPPUPP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Arif Wibowo di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan pengembangan budi daya ikan hias lokal seperti sepat mata merah, cupang endemik lokal, silincah belontia hasselti dan ikan hias lainnya dikembangkan di 887 kolong dengan luas 1.712 hektare tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur.
"Melalui program pelangi, kami memanfaatkan lahan bekas tambang timah untuk mengembangkan ikan hias untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus pelestarian lingkungan berkelanjutan," ujarnya.
Menurut dia, program pelangi yang dirintis ini merupakan sebagai upaya memanfaatkan kolong bekas tambang timah agar bernilai ekonomis. Oleh karena itu, BRPPPUPP melakukan kajian sebelumnya bekerja sama dengan PT Timah dan untuk kolong bekas tambang yang berusia kurang lebih lima tahun kondisi airnya bisa dipakai sebagai habitat ikan hias lokal endemik Babel.
"Ikan hias lokal ini dapat hidup dalam kondisi air di kolong bekas tambang yang relatif asam, sehingga program pelangi tentu akan berjalan dengan baik untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat, menjaga kelestarian alam yang berkesinambungan khususnya stok ikan lokal di perairan daratan Bangka," katanya.
Ia menambahkan jangka panjangnya program ini akan menghasilkan indukan ikan hias lokal generasi I, hasil domestikasi tersebut akan ditebar di alam, pada kolong bekas galian tambang timah dibagikan kepada kelompok masyarakat.
"Program ini nantinya tentu akan mampu mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ekspor ikan hias," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020