Pangkalpinang (Antara Babel) - Hasil produk pangan industri kecil menengah (IKM) di Provinsi Bangka Belitung, mengalami penurunan, sebagai dampak kenaikan tarif dasar listrik dan elpiji 12 kilogram di daerah itu.

"Kenaikan TDL dan elpiji mengakibatkan biaya produksi pangan semakin tinggi, sehingga perajin terpaksa mengurangi produksi untuk mempertahankan usahanya," kata Kabid IKM Dinas Perindustrian Perdagangan dan IKM Bangka Belitung (Babel), Darnis Rachmawati di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menjelaskan, jumlah IKM sektor pangan seperti kemplang, kerupuk cumi, otak-otak dan lainnya di Babel mencapai 6.773 unit usaha dengan serapan tenaga kerja sekitar 15 ribu orang.

"Apabila TDL dan gas elpiji ini terus mengalami kenaikan, maka akan berdampak buruk terhadap perkembangan IKM yang melesu, bahkan berdampak gulung tikar karena biaya produksi yang semakin tinggi," ujarnya.

Menurut dia, TDL dan gas elpiji merupakan faktor penting untuk mendukung perkembangan usaha kecil dan menengah yang tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup pesat.

"Kami berharap TDL dan gas elpiji ini kembali turun, sehingga usaha kecil dan menengah kembali bergairah meningkatkan produksi dan kualitas produknya," ujarnya.

Selama ini, kata dia, pihaknya terus melakukan pembinaan dan pelatihan kepada perajin dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk.

"Jika usaha perajin melesu akibat biaya produksi tinggi tentu akan sulit melakukan pembinaan meningkatkan kualitas produk yang berdaya saing di pasar nasional dan internasional," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, diharapkan perajin untuk tetap meningkatkan kualitas produk, meski biaya produksi cukup tinggi.

"Jangan sampai perajin mengurangi kualitas dan cita rasa produk, tentu akan memperburuk perkembangan usaha kecil dan menengah, karena akan mengurangi permintaan pasar," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015