Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengatakan kenaikan harga lada putih dari Rp55.000 menjadi Rp61.000 per kilogram telah menggerakkan ekonomi masyarakat desa di tengah pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah, saat ini petani kembali bergairah mengembangkan usaha perkebunan lada," kata Erzaldi Rosman Djohan saat berkunjung ke kebun lada petani Desa Simpang Katis, Bangka Tengah, Rabu.

Ia mengatakan kenaikan harga lada putih ditingkat petani ini sebagai bentuk sinergitas dan dorongan Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel dengan petani dalam meningkatkan produksi dan kualitas lada putih yang berdaya saing di pasar dalam dan luar negeri.

"Kami bersyukur harga lada kembali naik dan kenaikan harga ini tidak terlepas dari keberhasilan rekan-rekan penyuluh kita memberikan masukan-masukan kepada petani dalam meningkatkan kualitas lada," ujarnya.

Salah seorang petani yang tergabung di Kelompok Tani (Poktan) Jaya Lestari Desa Puput, Yanto mengatakan saat ini harga lada tengah melonjak naik sampai Rp 5.000 dari harga sebelumnya.

"Alhamdulilah sekarang ini, harga sudah melonjak dari Rp55.000 menjadi Rp61.000 per kilo. Jika dulu dengan harga lada rendah hanya untuk modalpun pas-pasan, tetapi dengan harga yang sekarang sudah bisa mencicipi walau tidak banyak," ungkapnya.

Menurut dia dengan harga yang naik pada Selasa (8/12), sudah bisa membantu untuk membeli pupuk. Dirinya mengaku berkomunikasi dengan poktan maupun petani lain mengenai kenaikan tersebut.

"Dengan kondisi ini harga naik kawan-kawan petani jadi semangat merawat tanaman ladanya, bahkan sebagian petani menambah luas tanam komoditas ekspor tersebut," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020