Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemilik pangkalan gas elpiji tiga kilogram di Kota Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung (Babel), mengeluhkan pengurangan pasokan sebanyak 30 persen, karena stok gas elpiji bersubsidi di Pertamina kurang.

"Pengurangan pasokan dari 800 tabung menjadi 500 tabung gas elpiji bersubsidi tersebut, mulai dilakukan semenjak gas elpiji 12 kilogram naik menjadi Rp150 ribu per tabung," kata pemilik pangkalan gas tiga  kilogram, Niko Wijaya di Pangkalpinang, Senin.

Sebelum kenaikan gas 12 kilogram, kata dia, pemilik pangkalan gas tiga kilogram tidak mengambil seluruh kuota penyaluran gas yang ditetapkan Pertamina sebanyak 800 tabung per pangkalan.

Namun semenjak gas elpiji 12 kilogram naik, seluruh pangkalan gas elpiji bersubsidi ini berlomba-lomba meningkatkan pasokan, sehingga stok gas di Pertamina kurang untuk memenuhi permintaan pangkalan tersebut.

Jumlah pangkalan gas elpiji tiga kilogram di Kota Pangkalpinang sebanyak 63 unit pangkalan.

"Kenaikan gas 12 kilogram ini, mengakibatkan warga dan pengusaha makanan kecil menengah beralih menggunakan gas elpiji tiga kilogram, sehingga permintaan gas tersebut tinggi," ujarnya.

Menurut dia, pedagang makanan ini beralih menggunakan gas tiga kilogram ini karena lebih murah dan dapat menghemat pengeluaran usahanya.

"Berdasarkan pengakuan pengusaha makanan, menggunakan gas 12 kilogram sama dengan pemakaian empat tabung gas tiga kilogram. Jadi dapat menghemat biaya Rp95 ribu per hari dan penghematan biaya tersebut bisa digunakan untuk gaji satu orang pekerja per hari," ujarnya.
    

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015