Jakarta (ANTARA) -
“Di dalam RUPTL yang baru ini 75 persen penambahan dari kapasitas pembangkit adalah berbasis pada energi baru terbarukan dan 25 persen berbasis pada gas,” kata Darmawan di sela kegiatan Road to PLN Investment Days 2024 di Jakarta, Selasa.
Darmawan menyampaikan, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim pihaknya komitmen bagaimana mencari titik keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability).
“Nah ini sudah dimulai empat tahun lalu, dimana kita merancang RUPTL atau rencana usaha penyediaan tenaga listrik yang terhijau dalam sejarah PT PLN Persero,” ucapnya.
Menurutnya hal itu sejalan dengan upaya pemerintah yang sudah mencanangkan target net zero carbon (nol emisi karbon) pada tahun 2060.
“Nah saat ini tentu saja kita sedang dalam proses merancang RUPTL yang baru bersama dengan pemerintah RUPTL 2024-2033,” jelasnya.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa ada suatu tantangan yang dimana terdapat ketidakcocokan (mismatch) antara lokasi potensi dari energi baru terbarukan dengan lokasi dari permintaan (demand).
“Tentu saja kita perlu membangun namanya green enabling transmission line atau green super green,” katanya.
Kemudian dalam proses menambah energi baru terbarukan, lanjut Darmawan, solar dalam skala yang besar perlu juga di rancang dan dibangun smart green.
Dalam upaya meningkatkan kolaborasi dan investasi dalam sektor energi, PLN sedang membangun ekosistem yang kondusif untuk kemitraan. Melalui komunikasi intensif dengan para mitra, PLN berusaha menghadapi tantangan yang ada dengan cara yang progresif dan berkelanjutan.
Dalam upaya ini, PLN bekerja sama dengan para mitra untuk merancang ekosistem yang memungkinkan kolaborasi investasi yang akuntabel, efisien, dan transparan.
Menurutnya, roadmap investasi daya 2024 menjadi landasan untuk menyelaraskan langkah-langkah bersama dalam menghadapi tantangan yang dihadapi.
Dia mengungkapkan bahwa hal itu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada seluruh komponen bangsa tentang perencanaan masa depan sektor energi.
Dengan pemahaman yang ditingkatkan, lanjutnya, diharapkan seluruh pihak dapat bekerja bersama-sama dalam mengatasi tantangan dan mengoptimalkan peluang yang ada.
Ia menambahkan dengan memperkuat kerja sama antarpihak dalam mencapai tujuan bersama, maka tercipta dukungan yang kuat dalam menyediakan listrik yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Bagaimana kita semuanya bisa menyediakan listrik yang bukan hanya over double. Tetapi juga relatable dan juga sustainable. Kemudian dalam proses ini tentu saja kita membangun kapasitas nasional yang bisa menciptakan lapangan kerja dan memerangi kemiskinan,” imbuh Darmawan.