• Top News
  • Terkini
  • Rilis Pers
Antaranews.com
Tentang Kami
Antara News babel
Selasa, 30 Desember 2025
Antara News babel
Antara News babel
  • Home
  • Nusantara
      • antaranews.com
      • Aceh/NAD
      • Bali
      • Bangka/Belitung
      • Banten
      • Bengkulu
      • Gorontalo
      • Jambi
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Barat
      • Kalimantan Selatan
      • Kalimantan Tengah
      • Kalimantan Timur
      • Kalimantan Utara
      • Kepulauan Riau
      • Kuala Lumpur
      • Lampung
      • Maluku
      • Megapolitan
      • NTB
      • NTT
      • Papua
      • Papua Tengah
      • Riau
      • Sulawesi Selatan
      • Sulawesi Tengah
      • Sulawesi Tenggara
      • Sulawesi Utara
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Selatan
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
  • Nasional
      Menag: penerapan Kurikulum Berbasis Cinta landasan pendidikan Islam di masa depan

      Menag: penerapan Kurikulum Berbasis Cinta landasan pendidikan Islam di masa depan

      Selasa, 30 Desember 2025 15:29

      Demo buruh di Jakarta, polisi bagikan mineral dan roti

      Demo buruh di Jakarta, polisi bagikan mineral dan roti

      Selasa, 30 Desember 2025 14:13

      Romo Mudji Sutrisno wafat, Menag: Selamat jalan sahabat

      Romo Mudji Sutrisno wafat, Menag: Selamat jalan sahabat

      Senin, 29 Desember 2025 22:14

      Presiden Prabowo minta BMKG tambah alat modifikasi cuaca

      Presiden Prabowo minta BMKG tambah alat modifikasi cuaca

      Senin, 29 Desember 2025 19:35

      Kemensos beri Rp3 juta per keluarga untuk isi perabotan di huntara

      Kemensos beri Rp3 juta per keluarga untuk isi perabotan di huntara

      Senin, 29 Desember 2025 16:48

  • Mancanegara
      Saudi serang STC Yaman, incar pasokan senjata dari Uni Emirat Arab

      Saudi serang STC Yaman, incar pasokan senjata dari Uni Emirat Arab

      Selasa, 30 Desember 2025 14:19

      Trump berang kediaman Putin diserang

      Trump berang kediaman Putin diserang

      Selasa, 30 Desember 2025 13:46

      Gempa M6,2 guncang Peru, 25 orang terluka

      Gempa M6,2 guncang Peru, 25 orang terluka

      Senin, 29 Desember 2025 22:17

      Panda China segera pulang, tinggalkan kenangan di Jepang

      Panda China segera pulang, tinggalkan kenangan di Jepang

      Senin, 29 Desember 2025 16:31

      Rusia tolak kemerdekaan Taiwan, dukung China

      Rusia tolak kemerdekaan Taiwan, dukung China

      Minggu, 28 Desember 2025 22:57

  • Bangka Belitung
    • Pangkal Pinang
    • Bangka
    • Bangka Tengah
    • Bangka Selatan
    • Bangka Barat
    • Belitung
    • Belitung Timur
    • Lingkungan
        Polda Babel tanam 5.000 bibit di lahan bekas tambang seluas lima hektare

        Polda Babel tanam 5.000 bibit di lahan bekas tambang seluas lima hektare

        Selasa, 30 Desember 2025 11:19

        UBB dorong peran masyarakat lindungi Arwana Kelesak di Bangka Barat

        UBB dorong peran masyarakat lindungi Arwana Kelesak di Bangka Barat

        Jumat, 19 Desember 2025 18:34

        PT Timah terapkan pemulihan lingkungan berkelanjutan lingkar tambang

        PT Timah terapkan pemulihan lingkungan berkelanjutan lingkar tambang

        Rabu, 17 Desember 2025 14:53

        PT Timah tanam 5.000 mangrove di Pantai Kobel mitigasi bencana

        PT Timah tanam 5.000 mangrove di Pantai Kobel mitigasi bencana

        Jumat, 12 Desember 2025 20:31

        YKAN - Pemprov Babel siapkan tujuh aksi pulihkan mangrove

        YKAN - Pemprov Babel siapkan tujuh aksi pulihkan mangrove

        Selasa, 9 Desember 2025 9:58

    • Olahraga
        Permintaan tiket Piala Dunia 2026 pecahkan rekor

        Permintaan tiket Piala Dunia 2026 pecahkan rekor

        Selasa, 30 Desember 2025 8:59

        Hasil Piala Afrika 2025: Maroko dan Afrika Selatan lolos ke 16 besar

        Hasil Piala Afrika 2025: Maroko dan Afrika Selatan lolos ke 16 besar

        Selasa, 30 Desember 2025 8:57

        AS Roma rontokkan Genoa 3-1

        AS Roma rontokkan Genoa 3-1

        Selasa, 30 Desember 2025 8:54

        Indonesia juara turnamen Futsal ASEAN U-16 setelah kalahkan Thailand 4-3

        Indonesia juara turnamen Futsal ASEAN U-16 setelah kalahkan Thailand 4-3

        Senin, 29 Desember 2025 19:39

        Tandem Jay Idzes senang selamatkan Sassuolo dari kekalahan

        Tandem Jay Idzes senang selamatkan Sassuolo dari kekalahan

        Senin, 29 Desember 2025 17:03

    • Gaya Hidup
        Spesifikasi Oppo Find N6 terungkap jelang peluncurannya pada Januari

        Spesifikasi Oppo Find N6 terungkap jelang peluncurannya pada Januari

        Selasa, 30 Desember 2025 14:48

        Harry Styles unggah video rekaman balada piano, akhiri hiatus?

        Harry Styles unggah video rekaman balada piano, akhiri hiatus?

        Senin, 29 Desember 2025 16:45

        Cara tepat mengobati asam urat menurut ahli

        Cara tepat mengobati asam urat menurut ahli

        Senin, 29 Desember 2025 13:06

        Berikut hal-hal yang harus dihindari pengemudi saat di jalan tol

        Berikut hal-hal yang harus dihindari pengemudi saat di jalan tol

        Senin, 29 Desember 2025 11:43

        Cek ban mobil sebelum berlibur dengan kendaraan pribadi

        Cek ban mobil sebelum berlibur dengan kendaraan pribadi

        Senin, 29 Desember 2025 11:40

    • Opini
        Tahun 2026, dunia tidak menuju keteraturan baru

        Tahun 2026, dunia tidak menuju keteraturan baru

        Selasa, 30 Desember 2025 9:20

        Sepak terjang TNI selama 2025

        Sepak terjang TNI selama 2025

        Selasa, 30 Desember 2025 9:14

        Tambang, kuasa tafsir dan ketegangan elite NU

        Tambang, kuasa tafsir dan ketegangan elite NU

        Rabu, 24 Desember 2025 10:38

        Mengelola manusia dengan rasa

        Mengelola manusia dengan rasa

        Rabu, 24 Desember 2025 9:20

        Menjaga upah, menjaga martabat

        Menjaga upah, menjaga martabat

        Rabu, 24 Desember 2025 9:00

    • English News
        Erick Thohir Indonesia men's badminton gold at Sea Games

        Erick Thohir Indonesia men's badminton gold at Sea Games

        Kamis, 11 Desember 2025 10:42

        State must not lose against illegal tin mining: Defense Minister

        State must not lose against illegal tin mining: Defense Minister

        Rabu, 19 November 2025 21:31

        KPK backs Prabowo's move to use seized assets for school smartboards

        KPK backs Prabowo's move to use seized assets for school smartboards

        Rabu, 19 November 2025 9:56

        Prabowo confers National Hero titles on Soeharto, nine figures

        Prabowo confers National Hero titles on Soeharto, nine figures

        Senin, 10 November 2025 14:27

        Prabowo and Indonesia's active role for lasting peace in Gaza

        Prabowo and Indonesia's active role for lasting peace in Gaza

        Jumat, 17 Oktober 2025 14:24

    • Pariwisata dan Multikultur
      • Pangkalpinang
      • Bangka
      • Bangka Tengah
      • Bangka Barat
      • Bangka Selatan
      • Belitung
      • Belitung Timur
      • Foto
        • Peninjauan pelayanan dan pengamanan di Pelabuhan Tanjungkalian

          Peninjauan pelayanan dan pengamanan di Pelabuhan Tanjungkalian

          Jumat, 26 Desember 2025 22:56

          Evakuasi remaja tenggelam di Muara Sungai Kurau

          Evakuasi remaja tenggelam di Muara Sungai Kurau

          Rabu, 24 Desember 2025 11:33

          Latihan penanganan kecelakaan pesawat di Pangkalpinang

          Latihan penanganan kecelakaan pesawat di Pangkalpinang

          Selasa, 9 Desember 2025 18:25

          Tumpukan batang kayu dan lumpur hambat akses ke Desa Tanjung Karang, Aceh Tamiang

          Tumpukan batang kayu dan lumpur hambat akses ke Desa Tanjung Karang, Aceh Tamiang

          Sabtu, 6 Desember 2025 11:16

          Kekompakan Gubernur dan Wagub Babel Senam Bedincak

          Kekompakan Gubernur dan Wagub Babel Senam Bedincak

          Jumat, 21 November 2025 17:03

      • Video
        • BPBD Pangkalpinang siaga hadapi potensi bencana akibat hujan lebat

          BPBD Pangkalpinang siaga hadapi potensi bencana akibat hujan lebat

          Senin, 29 Desember 2025 19:12

          UMKM Bangka Belitung terima bantuan alat produksi senilai Rp561 juta

          UMKM Bangka Belitung terima bantuan alat produksi senilai Rp561 juta

          Rabu, 24 Desember 2025 15:24

          Bandara Depati Amir layani ribuan penumpang pada puncak mudik nataru

          Bandara Depati Amir layani ribuan penumpang pada puncak mudik nataru

          Selasa, 23 Desember 2025 20:46

          Donor darah dan pembagian sembako meriahkan HKSN di Pangkalpinang

          Donor darah dan pembagian sembako meriahkan HKSN di Pangkalpinang

          Selasa, 23 Desember 2025 8:21

          Cek Kesehatan Gratis warnai peringatan hari ibu di Babel

          Cek Kesehatan Gratis warnai peringatan hari ibu di Babel

          Jumat, 19 Desember 2025 18:19

      Telaah

      Tahun 2026, dunia tidak menuju keteraturan baru

      Oleh Djoko Subinarto *) Selasa, 30 Desember 2025 9:20 WIB

      Tahun 2026, dunia tidak menuju keteraturan baru

      Jakarta (ANTARA) - Kita cuma tinggal menghitung jam untuk segera menyambut datangnya tahun anyar 2026. Sayangnya, tahun 2026 datang bukan sebagai lembar baru yang benar-benar bersih.

      Bisa dibilang tahun 2026 hadir sebagai kelanjutan dari dunia kita yang sudah lebih dulu retak, penuh bekas benturan kepentingan, dan makin miskin empati. Celakanya, retakan ini tidak sempat diperbaiki, hanya ditambal seperlunya. Selebihnya dibiarkan menganga.

      Geopolitik global kiwari tampaknya tak lagi mengedepankan soal nilai. Hal yang lebih mengemuka justru transaksi, ancaman tarif, sanksi teknologi, dan unjuk kekuatan militer. Arena diplomasi lebih terasa seperti meja tawar-menawar. Siapa lemah, ia bakal membayar harga yang lebih mahal.

      Dalam situasi seperti itu, ketahanan menjadi soal hidup-mati sebuah negara di tengah dunia yang kian brutal. Kesalahan kecil bisa berujung fatal. Politik ketahanan tidak selalu berarti siapa yang paling kuat, namun, justru sering ditentukan oleh siapa yang paling lentur membaca perubahan. Siapa yang kaku mudah patah. Siapa yang lentur bisa bertahan lebih lama.

      Empat kategori

      Dunia di tahun 2026 bakal diwarnai dengan setidaknya empat kategori negara. Ada kelompok negara yang adaptif, ada yang oportunis, ada yang melawan arus, dan ada pula yang kewalahan, tanpa pegangan. Meski demikian, empat kategori ini tidaklah hitam-putih. Banyak negara berdiri di wilayah abu-abu.

      Kelompok pertama, negara-negara adaptif adalah mereka yang sadar bahwa dunia tidak bisa dikendalikan, tapi masih bisa dinegosiasikan. Fokus mereka bukan menguasai sistem, melainkan bertahan di dalamnya. Prinsipnya sederhana, yakni jangan bergantung pada satu pintu.

      Negara adaptif tidak sibuk berteriak tentang tatanan ideal. Mereka cenderung lebih fokus memperluas pilihan, mendiversifikasi pasar, dan menjaga ruang manuvernya. Bagi kelompok ini, yang utama, roda ekonomi tetap bergulir.

      Sekadar ilustrasi, China, misalnya, memilih memperkuat ekspor dan jejaring Global South sambil memoles diri sebagai jangkar stabilitas. Bukan karena idealisme, tapi demi terus bertahan. Stabilitas dijual sebagai produk politik.

      Demikian juga India. Ia bertransaksi dengan siapa pun, dari Washington sampai Moskow, tanpa merasa perlu menjelaskan sikap moralnya ke publik global. Prinsipnya jelas bahwa kepentingan nasional di atas segalanya. Soal moral bisa dibicarakan belakangan.

      Di sisi lain, ada kelompok negara oportunis. Mereka melihat kekacauan sebagai ladang emas. Ketidakpastian justru membuka ruang tawar. Di saat dunia kacau, peluang justru bisa lebih melebar.

      Negara-negara Teluk termasuk dalam kelompok ini. Ketika dunia terbelah, mereka justru menjual diri sebagai mediator, investor, dan pusat teknologi baru. Perang di tempat lain menjadi peluang diplomasi di meja mereka. Modal finansial berubah menjadi modal politik.

      Oportunisme bukan tanpa risiko, namun dalam dunia transaksional, kemampuan membaca peluang kerap lebih berharga daripada konsistensi ideologis. Mereka yang ragu akan tertinggal. Adapun yang berani mengambil celah bisa merangsek ke depan dengan cepat.

      Kelompok ketiga adalah negara-negara yang memilih resisten. Mereka menolak tunduk sepenuhnya pada logika kekuatan. Mereka yakin dan percaya dunia tidak boleh sepenuhnya dikendalikan oleh senjata dan uang.

      Gerakan resistensi ini tidak selalu datang dari negara-negara besar. Resistensi banyak muncul dari negara kecil, pun masyarakat sipil, dan juga aliansi nonformal. Mereka bergerak di ruang sempit, tapi justru di situlah ide-ide mereka lahir.

      Mereka menolak normalisasi kekerasan, menolak perang sebagai instrumen bisnis, dan berusaha menjaga ruang etika di tengah dunia yang kian sinis. Suara mereka sering kalah nyaring, namun, bukan berarti tak berarti.

      Masalahnya, menjadi resisten itu membutuhkan stamina politik dan ekonomi. Tidak semua sanggup membayar harga tersebut. Tekanan datang dari luar dan dalam. Kesalahan sedikit bisa berakibat runtuhnya legitimasi.

      Kelompok yang terakhir adalah negara-negara yang paling rawan. Mereka terseret arus geopolitik global, tanpa kompas kebijakan dan kepemimpinan yang jelas. Kebijakan mereka sering reaktif. Hari ini satu arah, tiba-tiba besok berbalik arah.

      Ketergantungan ekonomi, konflik internal, dan lemahnya institusi membuat negara-negara dalam kelompok ini menjadi objek, bukan subjek, dari tatanan global baru. Keputusan diambil orang lain, sementara dampaknya ditanggung rakyat sendiri. Ibarat pepatah, orang lain makan nangka, kita yang menerima getahnya.

      Kemampuan adaptasi

      David Chandler, pakar hubungan internasional dari Universitas Westminster, Inggris, pernah mengutarakan bahwa ketahanan bukan soal kembali ke kondisi lama, melainkan kemampuan beradaptasi di tengah ketidakpastian permanen. Nah, dunia kita, saat ini tidak lagi menyediakan zona nyaman berupa kepastian dan kestabilan.

      Faktanya, kondisi dunia tidak sestabil seperti dulu. Maka, negara yang berharap kondisi normal kembali justru akan semakin tertinggal. Dalam hal ini, nostalgia menjadi semacam jebakan. Masa lalu tidak menyediakan peta untuk masa depan.

      Dalam hal ini, Uni Eropa memberi contoh gamblang. Di satu sisi, ia berbicara tentang otonomi strategis, di sisi lain, ia masih berlindung di bawah payung keamanan Amerika Serikat (AS). Ia ingin mandiri, tetapi belum benar-benar siap berdiri sendiri.

      Posisi setengah-setengah itu melahirkan kebijakan yang juga setengah matang. Anggaran pertahanan meningkat, namun arah politiknya tak sepenuhnya jelas. Ketahanan dipersempit menjadi soal senjata dan aliansi militer, bukan sebagai strategi sosial dan ekonomi yang menyentuh kehidupan sehari-hari.

      Di titik inilah dampaknya mulai merembes ke bawah. Ketika negara sibuk mengurus postur pertahanan dan manuver geopolitik, biaya hidup justru melonjak. Pasar kerja tertekan, subsidi dipangkas, dan jaring pengaman sosial menipis. Ketahanan negara dibicarakan di ruang konferensi, sementara ketahanan warga diuji di dapur rumah tangga.

      Tak heran jika warga Eropa -- dan kemudian warga di belahan dunia lain -- mulai kelelahan. Pasalnya, ketimpangan melebar, harga energi dan pangan terkerek naik, dan agenda geopolitik terasa kian jauh dari realitas sehari-hari. Rakyat diminta memahami strategi besar, dan menunggu hasil jangka panjang. Toh perut tak bisa menunggu. Ia harus diisi hari ini juga.

      Itulah paradoks yang bisa terjadi di tahun 2026. Negara-negara sibuk bersiap perang, sementara rakyat sibuk bertahan hidup. Ketika jarak ini kian melebar, kepercayaan bisa ikut runtuh. Dan tanpa kepercayaan, ketahanan pun menjadi rapuh.

      Ketika legitimasi politik melemah, kekuatan koersif sering dijadikan jalan pintas. Tapi, sejarah menunjukkan, hal itu hanya menunda krisis, bukan menyelesaikannya. Represi mungkin efektif sesaat. Namun, luka sosialnya bakal panjang.

      Maka, politik ketahanan seharusnya bukan ihwal siapa paling agresif atau paling cepat bereaksi, melainkan siapa yang paling cerdas membaca situasi dan menghindari benturan yang tak perlu. Menang bukan selalu soal menjatuhkan lawan. Kadang, justru soal tidak ikut terseret ke dalam konflik.

      Oleh karena itu, negara-negara yang mampu bertahan di 2026 adalah mereka yang paling tenang mengatur langkahnya. Mereka tahu kapan harus maju, kapan harus menepi, dan kapan harus diam.

      Yang tersingkir bukan selalu yang miskin sumber daya, tapi yang gagal membaca perubahan dan selalu terjebak nostalgia pada tatanan lama. Padahal, dunia tidak pernah menunggu siapa pun. Ia bergerak terus, kadang tanpa aba-aba maupun peringatan.

      Tahun 2026 akhirnya akan memperlihatkan satu kenyataan sederhana bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Dunia kita tidak sedang menuju keteraturan baru, melainkan sedang belajar bertahan dalam kekacauan yang berulang dan tak kunjung reda.

      Walhasil, siapa yang paham, ia akan mampu bertahan. Siapa yang salah membaca, ia akan tersingkir. Apa boleh buat.

      *) Djoko Subinarto adalah kolumnis, alumnus Departemen Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran

      Editor : Bima Agustian
      COPYRIGHT © ANTARA 2025

      Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

      • Whatsapp
      • facebook
      • twitter
      • email
      • pinterest

      Berita Terkait

      Bulog Bangka pastikan stok pangan cukup hingga Februari 2026

      Bulog Bangka pastikan stok pangan cukup hingga Februari 2026

      19 jam lalu

      BPBD Pangkalpinang siagakan TRC 24 jam jelang Tahun Baru 2026

      BPBD Pangkalpinang siagakan TRC 24 jam jelang Tahun Baru 2026

      29 Desember 2025 10:12

      Polda Babel gencarkan patroli pengamanan di objek wisata

      Polda Babel gencarkan patroli pengamanan di objek wisata

      28 Desember 2025 11:47

      Pelindo Pangkalbalam tetap beroperasi selama libur Natal dan Tahun Baru 2026

      Pelindo Pangkalbalam tetap beroperasi selama libur Natal dan Tahun Baru 2026

      26 Desember 2025 10:55

      Tema Natal 2025 jadi fondasi bangun kembali hubungan sehat di keluarga

      Tema Natal 2025 jadi fondasi bangun kembali hubungan sehat di keluarga

      25 Desember 2025 13:01

      Presiden Prabowo: Selamat Natal dan Tahun Baru 2026

      Presiden Prabowo: Selamat Natal dan Tahun Baru 2026

      25 Desember 2025 11:14

      Mendagri imbau momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 tidak dirayakan secara berlebihan

      Mendagri imbau momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 tidak dirayakan secara berlebihan

      24 Desember 2025 22:14

      PLN siagakan 4.516 unit SPKLU untuk Natal 2025-Tahun Baru 2026

      PLN siagakan 4.516 unit SPKLU untuk Natal 2025-Tahun Baru 2026

      24 Desember 2025 15:41

      Terpopuler

      Gubernur Babel lantik 12 pejabat tinggi pratama, administrator dan pengawas

      Gubernur Babel lantik 12 pejabat tinggi pratama, administrator dan pengawas

      Harga emas Antam hari ini naik

      Harga emas Antam hari ini naik

      Kadindikpora Bangka ingatkan wali murid dampingi anak di rumah

      Kadindikpora Bangka ingatkan wali murid dampingi anak di rumah

      Keluarga nelayan disambar petir  di Bangka terima santunan Rp233,5 juta

      Keluarga nelayan disambar petir di Bangka terima santunan Rp233,5 juta

      Daftar harga emas hari ini di Pegadaian: UBS dan Galeri24 kompak naik

      Daftar harga emas hari ini di Pegadaian: UBS dan Galeri24 kompak naik

      Top News

      • Spesifikasi Oppo Find N6 terungkap jelang peluncurannya pada Januari

        Spesifikasi Oppo Find N6 terungkap jelang peluncurannya pada Januari

        1 jam lalu

      • Trump berang kediaman Putin diserang

        Trump berang kediaman Putin diserang

        2 jam lalu

      • BMKG: Dua kabupaten di Bangka Belitung berpotensi hujan ekstrem

        BMKG: Dua kabupaten di Bangka Belitung berpotensi hujan ekstrem

        4 jam lalu

      • Polresta Pangkalpinang ungkap kasus dugaan persetubuhan dan pencabulan anak di bawah umur

        Polresta Pangkalpinang ungkap kasus dugaan persetubuhan dan pencabulan anak di bawah umur

        4 jam lalu

      • Polda Babel tanam 5.000 bibit di lahan bekas tambang seluas lima hektare

        Polda Babel tanam 5.000 bibit di lahan bekas tambang seluas lima hektare

        4 jam lalu

      Antara News babel
      babel.antaranews.com
      Copyright © 2025
      • Top News
      • Terkini
      • RSS
      • Twitter
      • Facebook
      • Mancanegara
      • Bangka Belitung
      • Lipsus
      • Lingkungan
      • Olahraga
      • Gaya Hidup
      • Opini
      • English-news
      • Pariwisata Babel
      • Ketentuan Penggunaan
      • Tentang Kami
      • Pedoman
      • Kebijakan Privasi
      • BrandA
      • ANTARA Foto
      • Korporat
      • PPID
      • www.antaranews.com
      • Antara Foto
      • IMQ
      • Asianet
      • OANA