Belitung Timur, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan pengawasan distribusi elpiji tiga kilogram, untuk mencegah terjadinya kelangkaan kebutuhan pokok itu di masyarakat.
Kepala Bidang Ekonomi Pembangunan dan SDA Pemkab Belitung Timur Tri Astuti Ramadhani di Manggar, Rabu, mengatakan pengawasan distribusi itu menyikapi kesulitan masyarakat dalam mendapatkan elpiji 3 kilogram dalam seminggu ini.
"Padahal berdasarkan data pasokan dari Pertamina ke tingkat agen tidak berkurang yaitu 3.920 tabung atau sesuai dengan kebutuhan, maka cepat kita sikapi karena mestinya warga tidak kesulitan mendapatkan gas bersubsidi ini," ujarnya.
Tri Astuti mengimbau warga tidak melakukan panic buying dan pihaknya menjamin pasokan elpiji 3 kilogram aman dan tidak ada pengurangan pasokan.
Pihaknya sudah melakukan pengecekan data dan membandingkan data dengan penyaluran ke sejumlah agen dan pangkalan untuk memastikan distribusinya.
"Para agen dan penyalur tetap melayani untuk rumah tangga maksimal 1 hingga 2 tabung per hari, sedangkan untuk UMKM diberikan hingga 3 tabung," jelas Astuti.
Pihaknya terus menelusuri sebab kelangkaan karena pendistribusian tetap normal dengan jumlah 3.920 tabung per hari yang disalurkan kepada tiga agen resmi di daerah itu.
"Sebanyak tiga agen menyalurkan gas 3 kilogram ke seluruh penyalur di daerah ini dengan jumlah 3.920 tabung per hari. Rata-rata penyalur menerima minimal 100 tabung dari agen," ujarnya.
Agen tersebut yakni PT Hera Makmur Sentosa Bersama, PT Mulia Berlian Sejahtera, dan PT Pertamina Retail Belitung Timur.
Ia menjelaskan elpiji 3 kilogram dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp18.350 ini merupakan produk bersubsidi untuk masyarakat miskin dan pelaku UMKM.
“Kami tetap menerima aduan dari masyarakat dan segera ditindaklanjuti ke pihak Pertamina. Jika kelangkaan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan, kami akan berkirim surat ke Ditjen Migas melalui pihak Pertamina untuk menambah pasokan," ujarnya.
Tuti (55), warga setempat mengeluhkan elpiji 3 kilogram dalam seminggu terakhir sulit didapatkan, baik di pangkalan elpiji dan warung.
“Sudah satu minggu ini keliling-keliling ke pangkalan dan warung-warung, kosong semua. Ya udah, terpaksa pakai kayu bakar,” ujarnya.
Kondisi ini juga dirasakan penjual pecal, Mira (40) warga Desa Lalang Manggar.
“Gas sulit didapat, saya sampai tidak bisa jualan seminggu ini karena kehabisan gas. Harapan saya tidak ada kelangkaan dan bisa kembali normal,” harap Mira.