Yangon, 9/2 (Antara Babel/Xinhua-0ANA) - Parlemen Myanmar telah menyetujui pinjaman 66 miliar yen (704,2 juta dolar AS) dari Badan Kerja sama Internasional Jepang (JICA), kata media resmi Sabtu.

Menurut Keuangan dan Pendapatan U Win Shein, JICA akan memberikan paket bantuan termasuk 17 miliar yen untuk proyek infrastruktur, 20 miliar yen untuk tahap pertama  pembangunan infrastruktur  Zona Ekonomi Khusus Thilawa, dan 29 miliar yen untuk infrastruktur  pasokan listrik di Yangon dan untuk meng-upgrade pabrik semen Kyangin, kata surat kabar resmi  New Light of Myanmar.

Saat ini, Myanmar dan Jepang bersama-sama mengembangkan Zona Ekonomi Khusus Thilawa dengan Myanmar memegang 51 persen saham dan Jepang  49 persen.

Myanmar baru-baru ini mengumumkan utang yang jatuh tempo sebesar  502,457 miliar yen (lebih dari lima miliar dolar AS) kepada Jepang sejak tahun 1970 dengan menyelesaikan 198,881 miliar yen (hampir dua miliar dolar AS) sebagai utang baru, sementara tunggakan 303,576 miliar yen (lebih dari tiga miliar dolar AS) akan dihapuskan oleh Jepang dalam waktu satu tahun.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah Jepang berjanji untuk mengambil langkah-langkah  menawarkan bantuan pembangunan dengan  bunga sangat rendah serta  bantuan kepada Myanmar untuk pembangunan yang dipusatkan kepada rakyat.

Menurut statistik resmi, perdagangan antara Myanmar dan Jepang sebesar 1,006.28 juta dolar As dalam delapan bulan pertama (April-November) tahun fiskal 2012-13.

Dari jumlah itu, ekspor Myanmar ke Jepang mencapai 257,2 juta  dolar AS sementara impor dari Jepang senilai 749.080.000 dolar AS.

Sejak Myanmar membuka diri  untuk investasi asing pada tahun 1988-an, Jepang telah menanamkan modal  di Myanmar sebesar 246.840.000 dolar AS per November 2012.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013