Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menerima bantuan satu unit mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) dari BNPB guna mempercepat penanganan COVID-19 di daerah itu.
Bupati Kabupaten Belitung sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat, Sahani Saleh di Tanjung Pandan, Senin mengatakan mesin PCR tersebut telah tiba di RSUD Marsidi Judono Belitung namun belum bisa dioperasikan.
"Karena bukan hanya alat itu saja tetapi harus ada tambahan-tambahan aksesoris yang lain jadi mau tidak mau kami harus menambah aksesoris itu dan harus kami lengkapi," katanya.
Menurut dia, setelah komponen peralatan tersebut berhasil dlengkapi maka mesin PCR tersebut akan segera digunakan untuk mempercepat pemeriksaan dan penanganan COVID-19.
"Alat itu akan kami lengkapi dulu tadi ada harga satu komponen alatnya yang mencapai Rp700 juta sehingga harus tetap melewati prosedur pengadaan barang dan jasa ada sekitar 20 aksesoris yang kurang dan nilai seluruhnya mencapai Rp2 miliar," ujarnya.
Dirinya memperkirakan, alat tersebut baru dapat dioperasikan sekitar dua bulan mendatang serta dapat digunakan masyarakat secara gratis guna mendukung kemajuan pariwisata di daerah itu.
"Sebagai sarana pendukung pariwisata secara medis yaitu peralatan kesehatan karena wisatawan mancanegara akan melihat ada tidak sarana kesehatan yang mumpuni di suatu daerah tersebut," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Marsidi Judono Belitung, dr. Hendra Sp.An di Tanjung Pandan mengatakan di lain sisi pengoperasian alat tersebut juga akan mempercepat penelusuruan dan pemeriksaan sampel spesimen tenggorokan pasien yang terindikasi COVID-19.
"Sebetulnya untuk PCR di RSUD sudah bisa cuma kapasitasnya di bawah 50 sampel kalau mesin bisa melakukan pemeriksaan lebih banyak sampai 1.000 sampel," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Bupati Kabupaten Belitung sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat, Sahani Saleh di Tanjung Pandan, Senin mengatakan mesin PCR tersebut telah tiba di RSUD Marsidi Judono Belitung namun belum bisa dioperasikan.
"Karena bukan hanya alat itu saja tetapi harus ada tambahan-tambahan aksesoris yang lain jadi mau tidak mau kami harus menambah aksesoris itu dan harus kami lengkapi," katanya.
Menurut dia, setelah komponen peralatan tersebut berhasil dlengkapi maka mesin PCR tersebut akan segera digunakan untuk mempercepat pemeriksaan dan penanganan COVID-19.
"Alat itu akan kami lengkapi dulu tadi ada harga satu komponen alatnya yang mencapai Rp700 juta sehingga harus tetap melewati prosedur pengadaan barang dan jasa ada sekitar 20 aksesoris yang kurang dan nilai seluruhnya mencapai Rp2 miliar," ujarnya.
Dirinya memperkirakan, alat tersebut baru dapat dioperasikan sekitar dua bulan mendatang serta dapat digunakan masyarakat secara gratis guna mendukung kemajuan pariwisata di daerah itu.
"Sebagai sarana pendukung pariwisata secara medis yaitu peralatan kesehatan karena wisatawan mancanegara akan melihat ada tidak sarana kesehatan yang mumpuni di suatu daerah tersebut," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Marsidi Judono Belitung, dr. Hendra Sp.An di Tanjung Pandan mengatakan di lain sisi pengoperasian alat tersebut juga akan mempercepat penelusuruan dan pemeriksaan sampel spesimen tenggorokan pasien yang terindikasi COVID-19.
"Sebetulnya untuk PCR di RSUD sudah bisa cuma kapasitasnya di bawah 50 sampel kalau mesin bisa melakukan pemeriksaan lebih banyak sampai 1.000 sampel," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021