PT Timah Tbk bekerja sama dengan Pondok Pesantren Ibnu Sabil di Cambai, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mengembangkan budi daya ikan air tawar di bekas penambangan bijih timah sebagai komitmen perusahaan memberdayakan ekonomi masyarakat.
"Budi daya lele, nila, gurami ini menggunakan sistem kerambah jaring apung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pondok pesantren ini," kata Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan pengembangan budi daya ikan air tawar dengan Pondok Pesantren Ibnu Sabil di Cambai ini sudah dilakukan sejak 2019.
"Kita tidak hanya memberikan bantuan bibit ikan, tetapi juga pakan, kerambah jaring apung dan manajemen pengelolaan perikanan yang memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi bagi peningkatan pendapatan keluarga," ujarnya.
Selain itu dalam mengembangkan budi daya perikanan di bekas tambang, pihaknya juga bekerja sama dengan Kelompok Lingkungan Bangka Hijau yang membudidayakan kakap putih di Desa Penagan.
"Dalam mengoptimalkan pengembangan budi daya ikan ini, kita juga bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah. Pada tahap pertama, PT Timah menyerahkan 20 ribu bibit lele, 20 ribu bibit ikan nila dan gurame sebanyak 2500 bibit, serta sarana dan prasarana lainnya seperti pelet, pembuatan kerambah jaring apung dan lainnya," kata Anggi.
Ia menambahkan program budi daya perikanan memanfaatkan kolong bekas tambang akan tetap dilanjutkan di tahun 2021, di antaranya akan dilaksanakan di Kuday Bangka, Tanjung Gunung di Bangka Tengah, dan Toboali di Bangka Selatan.
"Pada tahap kedua kali ini, kita melakukan evaluasi apa yang menjadi kendala mereka. Ketika kita nilai mereka sudah bisa mandiri apa yang telah dibangun ini, kita berharap ini akan terus berlanjut sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi dari program ini,” katanya.
Salah seorang uztad Pondok Pesantren Ibnu Sabil Cambai, Bangka Tengah, Fauzan mengatakan adanya program PPM budi daya perikanan air tawar ini sangat bermanfaat, pasalnya tidak hanya untuk memenuhi gizi para santri, tapi juga memberikan edukasi dan pembelajaran langsung tentang budi daya perikanan.
“Kita sangat terbantu dengan adanya program ini dan kita serius menjalani budi daya ikan dan ini perdana bisa menghidupi ikan gurame dan ini dibantu sama PT Timah. Sebelumnya pernah dibantu juga dari kementerian tapi berbeda dengan yang dilakukan PT Timah ini,” katanya.
Menurutnya, ikan gurame memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak diminati masyarakat. Oleh karena itu pihaknya dengan serius mengembangkan budi daya ikan gurame.
“Dengan adanya program ini, santri tidak hanya belajar di kelas tapi juga belajar langsung budi daya perikanan, belajar manajemen, dan mereka tahu ilmunya dengan adanya kerja sama ini, karena kita dibantu semuanya,” ujarnya.
Disinggung soal kendala yang dihadapi, menurutnya, sejauh ini kendala yakni peralihan cuaca yang sulit terprediksi sehingga membutuhkan perlakuan khusus untuk menanganinya.
“Saat ini cuaca yang jadi kendala, kami berharap program ini bisa berjalan terus,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Budi daya lele, nila, gurami ini menggunakan sistem kerambah jaring apung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pondok pesantren ini," kata Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan pengembangan budi daya ikan air tawar dengan Pondok Pesantren Ibnu Sabil di Cambai ini sudah dilakukan sejak 2019.
"Kita tidak hanya memberikan bantuan bibit ikan, tetapi juga pakan, kerambah jaring apung dan manajemen pengelolaan perikanan yang memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi bagi peningkatan pendapatan keluarga," ujarnya.
Selain itu dalam mengembangkan budi daya perikanan di bekas tambang, pihaknya juga bekerja sama dengan Kelompok Lingkungan Bangka Hijau yang membudidayakan kakap putih di Desa Penagan.
"Dalam mengoptimalkan pengembangan budi daya ikan ini, kita juga bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah. Pada tahap pertama, PT Timah menyerahkan 20 ribu bibit lele, 20 ribu bibit ikan nila dan gurame sebanyak 2500 bibit, serta sarana dan prasarana lainnya seperti pelet, pembuatan kerambah jaring apung dan lainnya," kata Anggi.
Ia menambahkan program budi daya perikanan memanfaatkan kolong bekas tambang akan tetap dilanjutkan di tahun 2021, di antaranya akan dilaksanakan di Kuday Bangka, Tanjung Gunung di Bangka Tengah, dan Toboali di Bangka Selatan.
"Pada tahap kedua kali ini, kita melakukan evaluasi apa yang menjadi kendala mereka. Ketika kita nilai mereka sudah bisa mandiri apa yang telah dibangun ini, kita berharap ini akan terus berlanjut sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi dari program ini,” katanya.
Salah seorang uztad Pondok Pesantren Ibnu Sabil Cambai, Bangka Tengah, Fauzan mengatakan adanya program PPM budi daya perikanan air tawar ini sangat bermanfaat, pasalnya tidak hanya untuk memenuhi gizi para santri, tapi juga memberikan edukasi dan pembelajaran langsung tentang budi daya perikanan.
“Kita sangat terbantu dengan adanya program ini dan kita serius menjalani budi daya ikan dan ini perdana bisa menghidupi ikan gurame dan ini dibantu sama PT Timah. Sebelumnya pernah dibantu juga dari kementerian tapi berbeda dengan yang dilakukan PT Timah ini,” katanya.
Menurutnya, ikan gurame memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak diminati masyarakat. Oleh karena itu pihaknya dengan serius mengembangkan budi daya ikan gurame.
“Dengan adanya program ini, santri tidak hanya belajar di kelas tapi juga belajar langsung budi daya perikanan, belajar manajemen, dan mereka tahu ilmunya dengan adanya kerja sama ini, karena kita dibantu semuanya,” ujarnya.
Disinggung soal kendala yang dihadapi, menurutnya, sejauh ini kendala yakni peralihan cuaca yang sulit terprediksi sehingga membutuhkan perlakuan khusus untuk menanganinya.
“Saat ini cuaca yang jadi kendala, kami berharap program ini bisa berjalan terus,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021