Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat Kota Tanjungpandan Pulau Belitung pada Januari 2020 mengalami inflasi 1,03 persen, karena kenaikan kebutuhan masyarakat di daerah destinasi wisata itu.

"Pada awal tahun ini, Belitung inflasi 1,03 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,64 pada Desember 2020 menjadi 107,74 pada Januari 2021," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan inflasi terjadi di Pulau Belitung yang merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia, karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau 2,29 persen, pakaian dan alas kaki 0,06 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,31 persen.

Selain itu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,05 persen, kesehatan 0,17 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 0,08 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,15 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,81 persen.

Sementara itu, kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi, transportasi 0,80 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,52 persen. Sementara itu, kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.

"Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain daging ayam ras, ikan bulat, bahan bakar rumah tangga, ikan kerisi, ikan selar, ikan ekor kuning, cabai rawit, tahu mentah, ikan kembung, dan tempe," ujarnya.

Ia menjelaskan pada Januari 2021 dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok memberikan andil inflasi, 2 kelompok memberikan sumbangan deflasi dan 1 kelompok tidak
memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi maupun deflasi Kota Tanjungpandan.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,8551 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 0,0035 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,2261 persen, perlengkapan, peralatan.

Selanjutnya, kelompok pemeliharaan rutin rumah tangga 0,0025 persen, kesehatan  0,0032 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,0016 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman 0,0117 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0432 persen.

"Kelompok mengalami deflasi transportasi sebesar 0,0889 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,0257 persen. Sementara itu, kelompok pendidikan tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi maupun deflasi," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021