Warga Tionghoa di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diimbau untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2572 ang jatuh pada 12 Februari dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
"Sesuai dengan petunjuk pusat kami juga diimbau tidak menerima tamu atau menggelar "open house"," kata Tokoh Masyarakat Tionghoa Belitung, Ayie Gardiansyah di Tanjung Pandan, Senin.
Menurut dia, langkah tersebut dilakukan guna mendukung upaya cepat pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
"Meskipun demikian hal ini tidak sama sekali mengurangi makna perayaan Tahun Baru Imlek itu sendiri," ujarnya.
Ayie menambahkan, pengurus Kelenteng dan Vihara juga diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan dalam rangkaian sembahyang perayaan tahu baru Imlek 2572.
Sembahyang di Kelenteng maupun Vihara, kata Ayie, tetap dapat dilaksanakan namun dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Seperti menyedikan fasilitas cuci tangan kapasitasnya juga kami imbau untuk dibatasi misalnya dari 100 persen cukup 35 persen saja," katanya.
Dia berharap, melalui perayaan Tahun Baru Imlek 2572 masyarakat dapat lebih sabar untuk melewati masa pandemi COVID-19.
"Kita sama-sama berjuang memutus mata rantai COVID-19 mudah-mudahan vaksin sudah bisa disuntikan ke masyarakat supaya ekonomi berangsur pulih," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Sesuai dengan petunjuk pusat kami juga diimbau tidak menerima tamu atau menggelar "open house"," kata Tokoh Masyarakat Tionghoa Belitung, Ayie Gardiansyah di Tanjung Pandan, Senin.
Menurut dia, langkah tersebut dilakukan guna mendukung upaya cepat pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
"Meskipun demikian hal ini tidak sama sekali mengurangi makna perayaan Tahun Baru Imlek itu sendiri," ujarnya.
Ayie menambahkan, pengurus Kelenteng dan Vihara juga diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan dalam rangkaian sembahyang perayaan tahu baru Imlek 2572.
Sembahyang di Kelenteng maupun Vihara, kata Ayie, tetap dapat dilaksanakan namun dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Seperti menyedikan fasilitas cuci tangan kapasitasnya juga kami imbau untuk dibatasi misalnya dari 100 persen cukup 35 persen saja," katanya.
Dia berharap, melalui perayaan Tahun Baru Imlek 2572 masyarakat dapat lebih sabar untuk melewati masa pandemi COVID-19.
"Kita sama-sama berjuang memutus mata rantai COVID-19 mudah-mudahan vaksin sudah bisa disuntikan ke masyarakat supaya ekonomi berangsur pulih," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021