PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Persero bersama Dept. Teknik Pertanian & Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) fokus dampingi masyarakat sekaligus memberi bantuan alat ke masyarakat untuk mengembangkan potensi diri.

Program Integrated Farming System di Selopamioro Yogyakarta ini dilakukan KBI bekerjasama dengan UGM untuk pengembangan usaha peternakan berbasis ramah lingkungan dan sumber energy terbarukan, yang merupakan Integrasi agribisnis peternakan dengan pengembangan pangan lokal dan potensi wisata daerah. 

"Dengan program ini, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan peternak dalam pengelolaan usaha agribisnis peternakan," kat direktur Utama PT KBI (Persero), Fajar Wibhiyadi.

Fajar mengatakan, program ini mengadopsi konsep Creating Shared Value (CSV) dalam program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR yang konsepnya didasari pada ide adanya hubungan interdependen antara bisnis dan kesejahteraan sosial.
 
"Kami selalu berusaha bagaimana berkontribusi untuk masyarakat. Oleh karena itu kami mengupayakan semua kegiatan kami tidak hanya satu kali selesai, namun berkesinambungan. Dan kali ini bersama UGM kami melakukan pendampingan dan monitoring ke masyarakat," ujarnya. 

Fajar mengatakan, seringnya dari awal penanamaan hingga pasca panen, petani bingung memanfaatkan kelebihan produk, sehingga kita harus berusaha bagaimana kita mengolahnya agar tidak ada produk yang terbuang.

Dan di masa pandemi COVID-19 ini bagaimana masyarakat menciptakan kegiatan yang produktif dari rumah, yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. 

"Disinilah bersama UGM kita mengintegrasikan semuanya agar bisa kita kaitkan manfaatnya untuk masyarakat. Kami melirik kampus didaerah untuk memberi pendampingan ke masyarakat," ujarnya.

Fajar menambahkan, untuk pemanfaatan resi gudang di Yogyakarta, karena disini sentra penghasil bawang, KBI berupaya bagaimana saat pasca panen harga yang tinggi atau turun, produk yang dihasilkan bisa disimpan di gudang. 

"Setelah itu SRG masuk, KBI tidak melakukan sendiri, namun menggandeng pelaku bisnis, sehingga merekalh yang menjadi offtaker sehingga kekuatan mereka juga bisa terjaga dan kita bisa saling menguntungkan," ujarnya.

Ketua Dep Pertanian dan Bisistem FTP UGM, Lilik Sutiarso, mengatakan, disini peran UGM bekerjasama dengan KBI adalah untuk saling memberi benefit dalam menghilirisasi tekhnologi yang dikembangkan oleh UGM.

"Disini upaya kita menghilirisasikan tekhnologi yang kita kembangkan dikampus agar tidak mandek dan bermanfaat untuk masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya," kata Lilik.
 
Menurut Lilik, meski tekhnologi yang diciptakan adalah peralatan yang sederhana, namun peralatan inilah yang bisa dipakai masyarakat untuk mengembangkan produk, dengan harapan mereka juga dapat berinovasi membuat produk baru.

"Di pandemi COVID-19 ini sektor agro industri pangan masih kuat dan tidak terlalu terpengaruh. Oleh karena itu UGM dan KBI mengulurkan program pendampingan pangan lokal, karena daerah ini cukup subur, sehingga banyak tanaman untuk agro industri yang kami kembangkan," ujarnya.

Kolaborasi antara UGM dengan KBI sudah berjalan sejak 2019, namun kedepannya dua belah pihak tidak ingin hanya menyiapkan produktifitas saja, tapi bagaimana menyiapkan pangan yang sehat dan aman untuk masyarakat semua.

UGM dan KBI akan terus berupaya bagaimana mendampingi masyarakat tidak hanya berorientasi pada  makanannya, tapi ingin masyarakat khususnya Ibu-ibu yang menerima peralatan ini bisa mengolah pangan yang sehat meski dengan teknologi sederhana, agar mereka nanti tidak memberi harga yang mahal, dan konsumen manapun bisa menikmati produknya.

"Oleh karena itu, bagaimana berupaya memberdayakan masyarakat lokal untuk dapat mengangkat potensi yang dimiliki, disinilah peran UGM dan KBI secara terus menerus dan tidak hanya berhenti di sini, diproses pemasarannya saja, tapi mengajak bagaimana masyarakat menyiapkan pangan yang sehat dan aman untuk kita semua," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021