Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan tanaman sagu di kawasan bekas penambangan bijih timah, guna meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat daerah itu.

"Kita telah melakukan penelitian pengembangan tanaman sagu di lahan bekas tambang timah ini," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Minggu.

Ia mengatakan sagu menjadi tanaman tahunan di Babel, bahkan sagu merupakan tanaman hutan walaupun Program Kementerian Pertanian RI menyatakan bahwa sagu merupakan tanaman perkebunan yang masuk kelompok palem-paleman dan di Indonesia Timur, pengembangan sagu sangat pesat dan berkembang.

"Di Babel, pohon sagu ini sebenarnya sudah mengendemik (berkembang dengan cepat) dan sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat. Banyak produk khas Babel yang dihasilkan dari sagu seperti kerupuk getas, kue rintak, kue semprong dan sebagainya yang berbahan dasar sagu," katanya.

Menurut dia pengembangan tanaman sagu dengan memanfaat lahan bekas tambang ini tidak hanya berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi juga mencegah bencana alam seperti kekeringan disaat musim kemarau dan banjir saat musim hujan.

"Kita akan terbitkan peraturan gubernur yang kemudian ditingkatkan menjadi peraturan daerah terkait pemanfaatan lahan reklamasi bekas tambang timah dijadikan program pengembangan tanaman sagu," katanya.

Ia menambahkan sagu sangat luar biasa untuk ketahanan pangan, mudah ditanam, dan mengelolanya. Sagu juga menjadi tanaman yang kaya manfaat guna membantu pemulihan resiko gagal ginjal, baik juga bagi penderita diabetes, dan penyakit lainnya yang mengharuskan untuk mengganti beras.

"Bayangkan saja, satu kali menanam, sagu segera beranak pinak, usia panen memang cukup lama yaitu delapan tahun, tetapi satu pohon sagu bisa menghasilkan 200 kilogram tepung sagu," ujarnya.

Ia menyatakan hingga saat ini, bukan hanya penanaman sagu, bahkan Babel sudah memiliki pabrik tepung sagu sendiri.

"Betapa kayanya Indonesia, bangga menggunakan produk pangan Indonesia," ajaknya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021