Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan kenaikan harga kelompok perumahan, air listrik dan bahan bakar sebagai pemicu inflasi Kota Pangkalpinang pada Mei 2021 sebesar 0,23 persen.

"Pada Mei 2021, Kota Pangkalpinang alami inflasi 0,23 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 104,49 menjadi 104,73," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Rabu.

Inflasi di Kota Pangkalpinang karena adanya peningkatan indeks di beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,17 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen.

Selanjutnya, kelompok transportasi naik 1,79 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,46 persen.

Sementara itu, deflasi hanya terjadi di kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,26 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok kesehatan, rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pendidikan serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran stabil atau tidak mengalami perubahan indeks.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2021, antara lain angkutan udara, ikan tenggiri, daging sapi, emas perhiasan, dan ikan dencis. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain: cabai rawit, cabai merah, kangkung, sawi hijau, dan bayam," katanya.

Menurut dia dari 11 kelompok pengeluaran hanya 5 kelompok memberikan andil inflasi, 1 kelompok memberikan andil deflasi dan 5 kelompok pengeluaran lainnya tidak memberikan andil.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,0277 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,0035 persen, transportasi 0,2545 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,0029 persen serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0239 persen.

"Deflasi hanya terjadi di kelompok makanan, minuman dan tembakau yakni sebesar 0,0839 persen. Sementara pakaian dan alas kaki, kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, pendidikan serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran stabil atau tidak memberikan andil baik inflasi maupun deflasi," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021