Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Dedy Permadi mengatakan bahwa masyarakat memiliki peran penting untuk menangkal sebaran hoaks dan disinformasi, terutama terkait COVID-19 dan vaksinasi.
"Kekuatan terbesar dalam upaya penangkalan sebaran hoaks terkait vaksinasi dan COVID-19 adalah masyarakat yang terliterasi dengan baik," kata Dedy kepada ANTARA, Jumat.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dengan masyarakat yang mampu menyaring informasi dengan benar, dapat menanggulangi penyebaran hoaks dan disinformasi secara signifikan.
"Keterlibatan masyarakat dalam memilih informasi untuk dikonsumsi, mengamplifikasi informasi yang tepat tentang COVID-19, serta melaporkan hoaks dapat secara signifikan menanggulangi penyebaran hoaks dan disinformasi," ujar Dedy.
Ada pun Dedy memaparkan, bahwa sejak Januari 2020 sampai dengan 23 Juni 2021, Kementerian Kominfo telah mengidentifikasi dan mengklarifikasi setidaknya 1.885 hoaks dan disinformasi terkait COVID-19 dan vaksinasi COVID-19.
Saat disinggung mengenai tren dari penyebaran isu hoaks dan disinformasi terkait dua hal tersebut, ia mengatakan trennya cukup fluktuatif, namun cenderung menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020.
"Dinamika penyebaran isu hoaks dan disinformasi terkait COVID-19 dan vaksinasi COVID-19 cukup fluktuatif. Jika dibandingkan dengan awal pandemi tahun lalu, terjadi penurunan terhadap jumlah hoaks dan disinformasi yang beredar," kata Dedy.
Dedy lalu mengatakan pihaknya juga telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, kalangan akademisi, media, dan masyarakat untuk melakukan penanganan penyebaran hoaks dan disinformasi.
"Kementerian Kominfo melakukan pendekatan pentahelix yang menggandeng pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga terkait, media, akademisi, organisasi masyarakat sipil serta pelaku industri untuk melakukan penanganan penyebaran hoaks dan disinformasi. Penanganan dilakukan melalui hoax debunking serta penerbitan klarifikasi dari sumber informasi yang tepat," papar Dedy.
"Di level komunitas masyarakat, kami telah bekerjasama dengan organisasi masyarakat sipil dalam melakukan hoax debunking dan penerbitan klarifikasi. Di level individual, masyarakat dapat mengunggah informasi akurat dari sumber yang tepat, serta terus membantu menyebarkan klarifikasi terhadap hoaks yang beredar," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Kekuatan terbesar dalam upaya penangkalan sebaran hoaks terkait vaksinasi dan COVID-19 adalah masyarakat yang terliterasi dengan baik," kata Dedy kepada ANTARA, Jumat.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dengan masyarakat yang mampu menyaring informasi dengan benar, dapat menanggulangi penyebaran hoaks dan disinformasi secara signifikan.
"Keterlibatan masyarakat dalam memilih informasi untuk dikonsumsi, mengamplifikasi informasi yang tepat tentang COVID-19, serta melaporkan hoaks dapat secara signifikan menanggulangi penyebaran hoaks dan disinformasi," ujar Dedy.
Ada pun Dedy memaparkan, bahwa sejak Januari 2020 sampai dengan 23 Juni 2021, Kementerian Kominfo telah mengidentifikasi dan mengklarifikasi setidaknya 1.885 hoaks dan disinformasi terkait COVID-19 dan vaksinasi COVID-19.
Saat disinggung mengenai tren dari penyebaran isu hoaks dan disinformasi terkait dua hal tersebut, ia mengatakan trennya cukup fluktuatif, namun cenderung menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020.
"Dinamika penyebaran isu hoaks dan disinformasi terkait COVID-19 dan vaksinasi COVID-19 cukup fluktuatif. Jika dibandingkan dengan awal pandemi tahun lalu, terjadi penurunan terhadap jumlah hoaks dan disinformasi yang beredar," kata Dedy.
Dedy lalu mengatakan pihaknya juga telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, kalangan akademisi, media, dan masyarakat untuk melakukan penanganan penyebaran hoaks dan disinformasi.
"Kementerian Kominfo melakukan pendekatan pentahelix yang menggandeng pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga terkait, media, akademisi, organisasi masyarakat sipil serta pelaku industri untuk melakukan penanganan penyebaran hoaks dan disinformasi. Penanganan dilakukan melalui hoax debunking serta penerbitan klarifikasi dari sumber informasi yang tepat," papar Dedy.
"Di level komunitas masyarakat, kami telah bekerjasama dengan organisasi masyarakat sipil dalam melakukan hoax debunking dan penerbitan klarifikasi. Di level individual, masyarakat dapat mengunggah informasi akurat dari sumber yang tepat, serta terus membantu menyebarkan klarifikasi terhadap hoaks yang beredar," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021