Khan Younis, Jalur Gaza (Antara Babel) - Cuma dua kilometer dari pantai Kota Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, nelayan yang bernama Fouad Amoudi pekan ini melihat gerakan aneh gelombang putih tinggi sebelum ia mendapati itu adalah kelompok ikan hiu yang lewat.

"Saya cepat-cepat memanggil beberapa teman saya dan bergegas untuk menangkap hewan hidup yang berharga yang dikirim oleh Allah," kata Amoudi dengan senyum menghiasi wajahnya, kepada Xinhua di Jakarta, Sabtu pagi. Ia menambahkan, "Tidak mudah untuk menangkap demikian banyak ikan hiu."

Amoudi dan lima nelayan lain mengambil perahu penangkap ikan mereka dan jaring tradisional untuk menangkap ikan. Mereka berlayar dua kilometer ke laut dan mulai menangkap sebanyak mungkin ikan hiu.

Lalu puluhan nelayan dipanggil untuk membantu sampai mereka menangkap 100 ikan hiu, dengan masing-masing memiliki berat 50 sampai 100 kilogram, kata Amoudi.

"Walaupun kami tak mempunyai kapal besar penangkap ikan dan sangat kekurangan alat penangkap ikan, kami benar-benar berhasil menangkap ikan hiu sebanyak ini," kata Amoudi. Ia menambahkan, "Israel menutup laut, tapi Allah mengirim kami kehidupan buat anak-anak kami."

Israel memberlakukan blokade ketat udara dan darat terhadap Jalur Gaza setelah Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) dengan kekerasan merebut kekuasaan atas daerah kantung pantai miskin itu sejak 2007.

Militer Israel melancarkan tiga agresi terhadap wilayah tersebut --masing-masing pada 2009, 2012 dan 2014-- setelah banyak roket ditembakkan ke dalam wilayah Israel.

Dalam kaitan penangkapan ikan di Jalur Gaza, sebelum melancarkan agresi militer berskala besar terhadap daerah kantung itu pada musim panas lalu, daerah yang diperkenankan untuk menangkap ikan hanya lah enam mil lalu dikurangi jadi tiga mil.

Setelah kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai Mesir dicapai pada 2014, Israel memperluas daerah penangkapan ikan buat orang Palestian jadi enam mil lagi.

"Setelah dicapainya gencatan senjata dan diizinkannya kami untuk menangkap ikan dalam radius enam mil, pasukan laut Israel tak pernah berhenti memburu perahu kami, menembaki nelayan kami saat mereka menangkap ikan, membunuh dan melukai nelayan, menangkap mereka dan merusak perahu mereka," kata Amoudi.

Bukan hanya Amoudi, tapi juga 3.000 nelayan di seluruh Jalur Gaza berharap Israel akan menghentikan serangannya terhadap nelayan dan memperluas daerah penangkapan ikan jadi 20 mil seperti kondisinya sebelum pecahnya aksi perlawanan --atau intifada-- kedua Palestina pada penghujung September 2000.

"Kami harap pengepungan Israel pada suatu hari akan dicabut dan semua nelayan bisa menangkap ikan di daerah yang lebih luas dan juga akan bisa menyelam," kata Mahmoud, juga seorang nelayan dan teman Amoudi.

Ia berkata, "Jumlah ikan hiu yang bisa kami tangkap memberi makan ratusan keluarga."

Segera setelah berita mengenai ditangkapnya 100 ikan hiu di pantai Jalur Gaza Selatan, para pegiat Facebook Jalur Gaza menyiarkan di laman mereka gambar ikan hiu yang ditangkap. Mereka menuliskan komentar, "Jika Israel menghalangi nelayan menangkap ikan, ikan hiu datang menghampiri kami untuk ditangkap."

Rakyat Jalur Gaza menyebut ikan hiu "Ikan Monster". Mereka mengkonsumsi dan memasaknya dengan berbagai cara, sebab daging ikan hiu kaya akan beberapa jenis vitamin yang baik buat manusia.

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015