Jakarta (Antara Babel) - Juru bicara Poros Muda Partai Golkar, Andi
Sinulingga, mengatakan pendiri Partai Golkar yang juga presiden kedua
Indonesia, Soeharto, tidak mewariskan partai beringin untuk keluarganya,
sehingga politik trah sebaiknya tidak dibawa lagi dalam struktural
partai.
"Golkar bukanlah warisan Pak Harto untuk anak dan keluarganya. Poros muda Golkar berpendapat bahwa Golkar bukanlah tempat bersemainya politik trah, karena di Golkar semua kader punya peluang dan kesempatan yang sama," kata Sinulingga, di Jakarta, Jumat.
Salah satu hal
menonjol pada ujung pemerintahan Soeharto adalah penunjukan dan
pengangkatan anak sulungnya, Siti Hardiyanti Roekmana alias Tutut
Soeharto, yang juga fungsionaris papan atas Golkar sebagai menteri
sosial.
Sebelumnya politisi Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), mengatakan, sejumlah kader daerah menginginkan agar keluarga Cendana, mengambil alih kembali partai beringin untuk menyudahi konflik internal.
Wacana yang berkembang Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) disebut-sebut diminta maju menjadi ketua umum partai beringin.
Menurut Sinulingga, politik trah adalah tradisi kuno yang tidak perlu dipertahankan. Pasca-orde baru, Golkar memandang kader berdasarkan potensi, kualitas dan rekam jejak.
Karena itu, kata dia, apabila Tommy Soeharto ingin maju memimpin Golkar hal itu dipersilahkan, karena Tommy memang sebelumnya pernah maju sebagai calon ketua umum di munas di Riau pada tahun 2009.
Hanya saja dia meminta Tommy tidak dilihat dalam konteks trah Soeharto, melainkan sebagai Hutomo Mandala Putra dengan kapasitas kepemimpinan dan serangkaian rekam jejaknya.
"Apalagi keluarga Cendana pernah membentuk partai PKPB yang dipimpin oleh Mbak Tutut. Keluarga Cendana bikin partai justru di tengah Partai Golkar terhuyung-huyung oleh serangan yang luar biasa dari segala penjuru," kata dia.
Andi menyatakan Partai Golkar tetap terbuka bagi siapapun yang ingin berbuat baik bagi bangsa dan negara tidak terkecuali Hutomo Mandala Putra, dengan terus memegang teguh mekanisme organisasi Golkar yang sudah kuat, sangat demokratis, meskipun terus perlu disempurnakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Golkar bukanlah warisan Pak Harto untuk anak dan keluarganya. Poros muda Golkar berpendapat bahwa Golkar bukanlah tempat bersemainya politik trah, karena di Golkar semua kader punya peluang dan kesempatan yang sama," kata Sinulingga, di Jakarta, Jumat.
Pada
masa keemasannya banyak anggota keluarga Cendana menjadi pengurus
Golkar. Saat itu, Golkar tidak dikategorikan sebagai partai politik
walau sepak terjang praktisnya persis partai politik.
Seiring
reformasi pada 1998, keluarga Cendana pelan-pelan surut dari pentas
politik nasional walau belakangan beberapa anggota keluarga Cendana
kembali tampil. Walau tidak lagi banyak disorot media massa atau membuka
diri, namun diyakini keluarga Cendana masih memiliki basis bisnis dan
keuangan yang sangat mumpuni.
Sebelumnya politisi Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), mengatakan, sejumlah kader daerah menginginkan agar keluarga Cendana, mengambil alih kembali partai beringin untuk menyudahi konflik internal.
Wacana yang berkembang Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) disebut-sebut diminta maju menjadi ketua umum partai beringin.
Menurut Sinulingga, politik trah adalah tradisi kuno yang tidak perlu dipertahankan. Pasca-orde baru, Golkar memandang kader berdasarkan potensi, kualitas dan rekam jejak.
Karena itu, kata dia, apabila Tommy Soeharto ingin maju memimpin Golkar hal itu dipersilahkan, karena Tommy memang sebelumnya pernah maju sebagai calon ketua umum di munas di Riau pada tahun 2009.
Hanya saja dia meminta Tommy tidak dilihat dalam konteks trah Soeharto, melainkan sebagai Hutomo Mandala Putra dengan kapasitas kepemimpinan dan serangkaian rekam jejaknya.
"Apalagi keluarga Cendana pernah membentuk partai PKPB yang dipimpin oleh Mbak Tutut. Keluarga Cendana bikin partai justru di tengah Partai Golkar terhuyung-huyung oleh serangan yang luar biasa dari segala penjuru," kata dia.
Andi menyatakan Partai Golkar tetap terbuka bagi siapapun yang ingin berbuat baik bagi bangsa dan negara tidak terkecuali Hutomo Mandala Putra, dengan terus memegang teguh mekanisme organisasi Golkar yang sudah kuat, sangat demokratis, meskipun terus perlu disempurnakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015