Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menyatakan Airnyatoh layak menjadi pelopor wisata bahari seiring kesiapan masyarakat dan pejabat pemerintah desa dalam mengelola potensi kelautan yang dimiliki.

"Desa Airnyatoh, Kecamatan Simpangteritip memiliki garis pantai lebih dari lima kilometer dan berpenduduk sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Kami menilai desa ini cukup layak dijadikan desa wisata bahari," ujar Kepala Bidang Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika, Henry Een Firsanto di Muntok, Kamis.

Ia mengatakan, selama ini masyarakat Desa Airnyatoh yang terkenal sebagai penghasil ikan asin jenis teri nasi nomor satu di Bangka Barat tersebut sangat terbuka dengan para pengunjung yang ingin memancing atau sekedar ikut menangkap ikan dan udang di lokasi tersebut.

"Itu merupakan salah satu keunggulan Desa Airnyatoh sebagai desa nelayan. Kami akan berupaya terus mendorong agar mesyarakatnya lebih siap menerima kunjungan wisatawan yang ingin memancing atau menikmati sensasi kehidupan sehari-hari sebagai nelayan," kata dia.

Ia menambahkan, Desa Airnyatoh akan terus didorong agar masyarakatnya sadar akan potensi yang dimiliki dan mampu mengembangkan sekaligus mengelola sumber daya alam yang ada.

"Kami akan mencoba terus mempromosikan potensi kelautan Desa Airnyatoh agar semakin banyak wisatawan yang datang ke lokasi itu untuk menikmati wisata memancing di atas bagan milik nelayan sekaligus menikmati kehidupan warga nelayan yang masih tradisional," kata dia.

Menurut dia, pada bulan April hingga September merupakan puncak musim ikan teri dan pada Oktober sampai Desember terdapat banyak udang.

"Jadi jika ingin ikut merasakan sensasi menjari udang atau ikan teri, bisa menyesuaikan musim itu, warga juga menyediakan beberapa bagan yang siap untuk dijadikan tempat wisata yang cukup layak untuk dijadikan tempat memancing di tengah laut," kata dia.

Selain itu, pada siang hari wisatawan bisa ikut nelayan menangkap ikan dengan menggunakan jaring atau pukat, dan malam harinya ke bagan untuk menangkap ikan yang terjebak dalam bagan tersebut.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015