Pangkalpinang (Antara Babel) - Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Edison Taher mengimbau para siswa SLTP di daerah itu tidak melakukan aksi corat coret seragam saat merayakan kelulusan karena tidak ada manfaatnya.

"Lebih baik seragam itu disumbangkan, tidak perlu meluapkan kegembiraan dengan aksi seperti itu. Boleh meluapkan kegembiraan asal dilakukan dengan sewajarnya, contohnya dengan doa bersama di sekolah," kata Edison di Pangkalpinang, Sabtu.

Menurut dia, jika ingin tetap melakukan aksi corat coret lebih baik sekolah menyediakan kain khusus untuk dicoret agar para siswa tetap dapat menyalurkan keinginannya pada kain itu.

"Sebaiknya sekolah mengawasi siswa-siswinya agar tidak melakukan aksi yang berlebihan saat merayakan kelulusan nanti, apa lagi sampai ada yang konvoi-konvoi dengan kendaraan bermotor. Itu berbahaya karena pada dasarnya usia siswa belum berhak untuk mendapatkan izin mengemudi," katanya.

Selanjutnya, menurut dia, untuk urusan sanksi atau hukuman bagi siswa yang tetap merayakan kelulusan dengan aksi seperti itu diserahkan kepada pihak sekolah masing-masing atau sesuai dengan aturan yang ada.

"Misalnya siswa yang melakukan konvoi melanggar aturan lalu lintas, hal itu merupakan pelanggaran hukum jadi diserahkan saja pada hukum yang berlaku. Atau bagi pihak sekolah bisa saja menahan ijazah siswa yang melakukan aksi coret seragam," ujarnya.

Ia mengatakan, siswa SLTP peserta ujian nasional (UN) di daerah itu tercatat sebanyak 3.040 orang yang dilaksanakan di 163 ruangan di 28 sekolah negeri dan swasta dengan 321 guru pengawas.

"Semoga saja siswa kita lulus dengan nilai yang tinggi dan mereka dapat melanjutkan pendidikannya ke sekolah yang mereka inginkan," ujarnya.

Pewarta: Mulki

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015