Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat produksi cabai rawit di daerah itu hingga akhir Desember 2021 sebanyak 154 ton dari luas panen mencapai 120 hektare.
"Produksi cabai rawit tercatat sebanyak 154 ton," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, selain itu, pihaknya juga mencatat produksi cabai merah besar di daerah itu mencapai 7,5 ton luas panen dua hektare dan produksi cabai besar keriting sebanyak 134 ton luas panen 79 hektare.
Dikatakan dia, jumlah produksi tersebut memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan masih bergantung dengan pasokan dari luar daerah.
"Daerah kit memang masih memiliki ketergantungan dengan produksi cabai nasional," ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi tersebut cukup pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi harga cabai di tingkat pasaran.
"Maka ketika produksi banyak maka harga turun namun jika produksi menurun maka harga mengalami kenaikan," katanya.
Meskipun demikian, animo daerah itu untuk membudidayakan tanaman cabai cukup tinggi mengingat peluang dan nilai ekonominya yang besar.
Memang masih ditemukan sejumlah kendala yang dihadapi para petani sehingga mengakibatkan tanaman cabainya gagal panen seperti faktor cuaca kemudian serangan hama penyakit.
"Maka kedepannya kami tetap melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap petani agar produksi tetap maksimal," katanya.
Ia menargetkan, produksi cabai rawit lokal di daerah itu dapat mencapai 200 kilogram guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
"Walaupun belum sepenuhnya namun bisa untuk memenuhi kebutuhan lokal sekian persen," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Produksi cabai rawit tercatat sebanyak 154 ton," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, selain itu, pihaknya juga mencatat produksi cabai merah besar di daerah itu mencapai 7,5 ton luas panen dua hektare dan produksi cabai besar keriting sebanyak 134 ton luas panen 79 hektare.
Dikatakan dia, jumlah produksi tersebut memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan masih bergantung dengan pasokan dari luar daerah.
"Daerah kit memang masih memiliki ketergantungan dengan produksi cabai nasional," ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi tersebut cukup pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi harga cabai di tingkat pasaran.
"Maka ketika produksi banyak maka harga turun namun jika produksi menurun maka harga mengalami kenaikan," katanya.
Meskipun demikian, animo daerah itu untuk membudidayakan tanaman cabai cukup tinggi mengingat peluang dan nilai ekonominya yang besar.
Memang masih ditemukan sejumlah kendala yang dihadapi para petani sehingga mengakibatkan tanaman cabainya gagal panen seperti faktor cuaca kemudian serangan hama penyakit.
"Maka kedepannya kami tetap melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap petani agar produksi tetap maksimal," katanya.
Ia menargetkan, produksi cabai rawit lokal di daerah itu dapat mencapai 200 kilogram guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
"Walaupun belum sepenuhnya namun bisa untuk memenuhi kebutuhan lokal sekian persen," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021