Toboali (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kesulitan memenuhi permintaan pasar terhadap rumput laut karena produksi yang dihasilkan petani masih rendah.

"Hasil rumput laut petani hanya kisaran 20 ton, sementara permintaan pasar nasional dan internasional mencapai 100 ton per bulan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan Basu Supriana di Toboali, Selasa.

Untuk itu, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi Bangka Belitung dan kabupaten lain dapat menyuplai kebutuhan pasar ini.

"Kami sudah menyampaikan kendala pemasaran rumput laut ini kepada pemprov dengan harapan pemprov mendorong kabupaten lainnya membantu petani daerah ini memenuhi permintaan pasar yang tinggi tersebut," ujarnya.

Sementara itu, kata dia, permintaan pasar lokal terhadap hasil rumput laut ini masih kurang, sehingga serba salah untuk mengembangkan rumput laut ini.

"Saat ini, pemasaran yang menjadi kendala pengembangan rumput laut ini, sehingga mengurangi minat petani membudidayakan rumput laut ini," ujarnya.

Menurut dia budidaya rumput laut sangat berpotensi dikembangkan di perairan  daerah ini karena berada di kawasan yang terlindung baik dari bahaya pencemaran maupun dari ancaman cuaca.

"Kami juga sulit mendorong petani untuk mengembangkan rumput laut ini. Di satu sisi hasil rumput laut belum mampu memenuhi permintaan pasar nasional apalagi intenasional, sementara di sisi lain permintaan pasar lokal kurang," ujarnya.

Untuk itu, ia berharap pihak pemprov dapat membantu masalah pemasaran ini sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi.

"Dengan adanya dukungan dari kabupaten lain mengenai rumput laut ini tentu dapat memenuhi kebutuhan pasar nasional dan internasional dan petani kembali bergairah mengembangkan budidaya rumput laut ini," katanya.

Pewarta: Juniardi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015